Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat menengah, para siswa akan mempelajari majas yang biasanya digunakan untuk memperindah kalimat dalam karya sastra.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyampaikannya dengan yang lain.
Secara umum, majas dibagi menjadi empat jenis, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan. Majas sindiran sendiri dibagi lagi menjadi beberapa jenis, salah satunya, adalah majas sarkasme yang sering digunakan untuk menyindir seseorang.
Lantas, apa itu majas sarkasme? Berikut di bawah ini ulasan selengkapnya.
Pengertian Majas Sarkasme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian sarkasme adalah penggunaan kata-kata pedas yang ditujukan untuk menyakiti hati orang lain, kata-kata ini berupa cemooh dan ejekan kasar.
Sementara definisi khusus majas sarkasme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir atau mengolok-olok seseorang dengan menggunakan kata-kata yang kasar dan cenderung kearah negatif.
Disisi lain, menurut buku Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia karya Nur Indah Sholikhat, majas sarkasme adalah termasuk jenis majas sindiran yang menggunakan metode penyampaian dengan penggunaan konotasi yang kasar dan blak-blakan.
Sama halnya dalam penulisan karya sastra, selain bertujuan untuk memperindah karya itu sendiri, majas ini juga bertujuan untuk mengungkapkan suatu perasaan kesal dan marah terhadap sesuatu atau seseorang.
Bedanya dalam karya sastra, penyampaiannya dilakukan dalam bentuk tulisan sedangkan dalam kehidupan sehari-hari seringnya disampaikan secara langsung kepada seseorang yang bersangkutan.
Menurut Dwi Sunar Prasetyo dalam bukunya Buku Lengkap Majas dan 3000 Peribahasa, majas sarkasme bermaksud untuk menyindir atau menyinggung seseorang atau sesuatu dengan dapat berupa penghinaan.
Ciri-ciri Majas Sarkasme
Dilansir dari buku Pengajaran Gaya Bahasa (2009) karya Henry Guntur Tarigan, majas sarkasme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Mengandung olok-olok dan sindiran pedas.
- Selalu menggunakan kata kasar dan mengandung celaan getir.
- Tidak enak didengar dan dapat menyakiti hati
- Penyampaiannya dilakukan dengan terang-terangan
Contoh Majas Sarkasme
Agar dapat lebih memahami tentang majas sarkasme, berikut ini 50 contoh majas sarkasme antara lain:
- Soal semudah ini saja tidak bisa dikerjakan.
- Bodoh kau! Aku tak peduli lagi denganmu, lakukan saja semaumu!
- Jika kau mau jatuh, jatuh saja sendirian jangan bawa-bawa orang lain!
- Dasar bodoh! Kau selalu saja membuat kekacauan
- Banyak bicara sekali kau, aku muak mendengarnya
- Kalau bertemu denganmu rasanya aku ingin muntah!
- Melihat muka kau saja aku sudah jijik!
- Anak itu benar-benar otak udang!
- Dasar babu gak berguna sama sekali!
- Pergi sana jadi gembel jalanan!
- Ketika bertemu denganmu, aku merasa sangat tidak nyaman!
- Sudah melihat wajahmu saja, aku merasa jijik!
- Anak itu benar-benar sangat bodoh!
- Orang seperti kamu yang tidak berguna sama sekali!
- Pergi ke sana dan jadi pengemis jalanan!
- Akan kuremukkan hatimu kalau kau sampai hati mencampakkan adikku.
- Dasar tua-tua keladi! Tidak sadar umur, masih saja sering berbohong pada pasangannya.
- Dasar tidak tahu malu! Sudah tertangkap basah berbuat salah, masih terus berkilah di hadapan pimpinan.
- Kamu itu berkepala batu ya? Sudah aku bilang jangan lagi meninggalkan dan mengabaikan tugas, tapi masih saja kamu lakukan terus-menerus.
- Hatimu sudah mati ya? Tega betul kamu memakan uang rakyat padahal kamu sudah hidup bergelimang harta.
- Mana ada perempuan yang mau dengan laki-laki miskin dan pemalas sepertimu.
- Sudahlah, lebih baik kau diam. Pembohong sepertimu itu memang tidak akan pernah bisa dipercaya.
- Aku sangat kecewa padamu. Kau adalah teman yang selama ini ku anggap seperti keluargaku sendiri. Tetapi justru kau mengkhianatiku layaknya seorang musuh. Pergilah kau dari hidupku, dasar pengkhianat!
- Makan saja kerjamu seharian, lihat dirimu sudah seperti gajah bengkak.
- Jangan pernah kamu ajak dia ke rumahmu saat ada aku. Aku tak sudi bertemu temanmu yang gembel dan kampungan itu.
- Dasar dungu! Kerja begini saja tidak becus.
- Dari dulu mulutmu memang selalu berbisa, mematikan seperti ular!
- Bahkan keledai tak akan jatuh di lubang yang sama, berarti kau bahkan lebih dari seekor keledai!
- Jika mau jatuh, lakukan saja sendirian, tak perlu bawa-bawa orang lain.
- Dasar otak udang! Kerja mudah saja tak bisa kau kerjakan dengan baik!
- Untuk apa datang kemari lagi? Kami sudah tak butuh orang yang sudah tak punya apa-apa dan tak berguna sepertimu lagi di sini.
- Putih benar wajahmu, sampai bisa disendoki bedaknya.
- Dasar hanya sampah masyarakat kau!
- Dungu sekali kau ini! Sudah diberitahu berkali-kali saja masih juga tetap tidak mengerti.
- Gajah bengkak tidak seharusnya ada di sini!
- Buang saja foto lamamu itu, muak betul aku melihatnya!
- Dasar buaya, seenaknya saja kau perlakukan aku seperti ini!
- Dasar gajah, tak lihatkah kau aku sedang berdiri di depanmu!
- Tak sadarkah kau, perbuatamu itu sangat memalukan!
- Dia hanyalah sampah masyarakat yang tak berguna!
- Dia itu sangat dungu dan tak tahu apa-apa.
- Anak itu sangat tolol sehingga membuatku muak.
- Dasar tidak tahu malu! Sudah tertangkap basah berbuat salah, masih terus berkilah di hadapan pimpinan.
- Kamu itu berkepala batu ya? Sudah aku bilang jangan lagi meninggalkan dan mengabaikan tugas, tapi masih saja kamu lakukan terus-menerus.
- Hatimu sudah mati ya? Tega betul kamu memakan uang rakyat padahal kamu sudah hidup bergelimang harta.
- Dasar sampah masyarakat! Sudah tak tahu malu, masih saja bikin masalah.
- Aku harus muntah setiap melihat dia lewat di hadapanku.
- Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.
- Dasar penghianat! Sudah diberi kepercayaan malah bersekongkol dengan musuh
- Untuk apa kau datang kemari? Aku sudah tak membutuhkan orang tak bisa apa-apa dan tak berguna sepertimu.