Destinasi wisata Magelang, Jawa Tengah yang paling populer adalah Candi Borobudur. Namun, selain candi, Kota dan Kabupaten Magelang memiliki sejumlah tempat wisata lain yang patut dikunjungi, terutama wisata sejarahnya.
Dari sejumlah literatur disebutkan, Magelang dipercaya sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Dilansir dari situs Magelangkota.go.id, sejak 11 April 1907 merupakan hari jadi Kota Magelang. Sehingga, pada 2021 usia kota ini sudah menginjak hampir 1.115 tahun.
Jejak berdirinya Kota Magelang bisa ditelusuri melalui keberadaan Desa Mantyasih, yang kini berubah nama menjadi Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di daerah ini juga ditemukan sebuah prasasti yang dituliskan pada lempengan tembaga dan diberi nama Prasasti Mantyasih. Selain prasasti ini, dua prasasti lainnya yaitu prasasti Goh dan Gilikan, dijadikan sumber untuk menelusuri sejarah Kota Magelang.
Pada zaman Mataram Hindu, prasasti Goh dan Mantyasih diyakini ditulis, tepatnya saat Raja Rake Watukura Dyah Balitung berkuasa antara tahun 898-910 M. Disebutkan pada prasasti, nama desa yang dikenal sebagai Desa Mantyasih dan Desa Glangglang. Nantinya, Mantyasih berubah nama menjadi Meteseh. Sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Pada abad ke-18 saat Inggris berkuasa, Magelang diubah menjadi pusat pemerintahan setingkat kabupaten, dengan Bupati pertamanya Mas Ngabehi Danukromo. Sedangkan pada masa penjajahan Belanda, Kota Magelang dijadikan pusat lalu lintas perekonomian.
Melihat dari sejarahnya, tidak mengherankan jika kota ini memiliki bangunan-bangunan kuno yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata Magelang dengan nilai historis dan edukasi. Untuk itu, Katadata.co.id, sudah merangkum 3 destinasi wisata Magelang yang kaya nilai sejarahnya, berikut ulasannya.
3 Destinasi Wisata Magelang dan Sejarahnya
1. Candi Pawon
Dilansir dari situs Magelangkab.go.id, salah satu destinasi wisata Magelang dengan nilai sejarah tinggi adalah Candi Pawon. Letaknya berada di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Lokasinya cukup unik karena sejajar dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur.
Candi Pawon ditemukan sekitar tahun 1903, dengan kondisi rusak karena tertimbun dan ditumbuhi semak belukar. Pada tahun yang sama, candi ini untuk pertama kali mengalami pemugaran.
Seorang ahli eprigrafi bernama J.G. de Casparis mendeskripsikan kata pawon yang dijadikan nama candi ini berasal dari kosa kata bahasa Jawa, yakni awu atau berarti abu. Kemudian ditambah awalan pa- dan akhiran -an. Dia mengartikan kata pawon sebagai perabuan atau tempat abu.
Sementara itu, dalam kehidupan sehari-hari, kata pawon dalam bahasa Jawa diartikan sebagai dapur. Warga setempat sering menyebut Candi Pawon dengan istilah Bajranalan, berasal dari kata Sanskerta vajra yang berarti halilintar dan anala yang berarti api.
Sementara itu, merujuk dari situs Kebudayaan.kemendikbud.go.id, Candi Pawon adalah sebuah bangunan pemujaan untuk pemeluk agama Buddha dan diperkirakan dibangun pada masa Dinasti Syalendra antara abad ke-8 sampai abad ke-9 Masehi. Disebutkan juga, bahwa candi ini dipakai untuk menyimpan abu jenazah raja-raja dari Dinasti Syailendra.
Ukuran Candi Pawon memiliki panjang sisi-sisinya 10 meter, dan tinggi 13,3 meter, dengan denah berbentuk bujur sangkar. Terdapat beberapa relief yang menggambarkan unsur-unsur di dalam agama Buddha, misalnya pada dinding bagian depan candi, di atas pintu masuk terdapat relief yang menggambarkan Kuwera (Dewa Kekayaan).
Untuk melihat keindahan dan keunikan dari Candi Pawon, pengunjung harus membayar tiket masuk mulai dari Rp 10.000 per orang.
2. Candi Borobudur
Salah satu destinasi wisata paling populer di Magelang adalah Candi Borobudur. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno yang dipimpin oleh raja Samaratungga dari dinasti Syailendra pada abad ke-8.
Di Candi Borobudur terdapat relief yang menggambarkan kehidupan dari tokoh Buddha dalam bentuk ceritera Jataka dan Lalitavistara. Candi ini juga menjadi salah satu ikon objek wisata Indonesia, karena nilai sejarahnya hingga pernah masuk sebagai 7 keajaiban dunia.
Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Luasnya sekitar 123 x 123 meter per segi. Memiliki 504 arca dan 72 stupa, bangunan yang terdiri dari 10 lantai tingkat ini terbuat dari batu vulkanik. Diletakkan pada satu kawasan tanpa memakai perekat sedikit pun, lokasi Candi Borobudur cukup strategis di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Selain menawarkan tampilan bangunan candi yang megah, pemandangan alam di sekitar Candi Borobudur juga tidak kalah menawan. Bangunan yang dianggap sebagai salah satu maha karya buatan manusia ini, dikelilingi oleh Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Wisatawan juga akan dimanjakan dengan panorama alam dari gunung-gnung tersebut.
Bangunan Candi Borobdur juga sering dijadikan sebagai objek fotografi. Kemegahannya menggambarkan bahwa peradaban kuno di Indonesia bisa disandingkan dengan bangsa-bangsa kuno di negara lain.
Dengan begitu, Candi Borobudur bisa menjadi objek wisata pilihan saat datang ke Magelang.
3. Candi Mendut
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, keunikan dari ketiga candi di Magelang, termasuk Candi Mendut. Mengutip dari situs Pariwisata.magelangkab.go.id, candi ini diperkirakan dan dibangun oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra.
Candi Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Ke arah timur, candi ini berjarak sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur.
Prasasti Karangtengah yang dibuat tahun 824 Masehi menyebutkan, bahwa Raja Indra telah mendirikan bangunan suci yang diberi nama wenuwana artinya adalah hutan bambu. Di dalamnya terdapat tiga arca besar yaitu arca Dyani Buddha Cakyamuni atau Vairocana, arca Avalokitesvara dan arca Bodhisatva Vajrapani.
Pengunjung yang datang ke Candi Mendut bisa mempelajari beberapa pelajaran hidup, mulai dari kisah Jataka pada relief-relief. Selain itu, arsitekturnya yang menawan dengan atap bertingkat, serta dihiasi beberapa stupa berukuran kecil, membuat bangunan ini cocok diabadikan menggunkana kamera ponsel.
Demikian ulasan 3 destinasi wisata Magelang dengan nilai sejarah tinggi. Tempat-tempat ini bisa dikunjungi saat libur akhir tahun tiba. Selagi berwisata, Anda juga bisa mempelajari sejarahnya.