Perempuan sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
Editor: Arsip
24/8/2018, 15.29 WIB

Perekonomian Indonesia telah mengalami perubahan pesat selama empat dasawarsa terakhir. Bahkan saat ini, Indonesia termasuk negara dengan tingkat produk domestik bruto (PDB) terbesar dunia. Namun semakin berkembangnya perekonomian belum mencerminkan kesetaraan gender di dunia kerja.

Dari segi demografi, jumlah penduduk relatif seimbang antara perempuan dan laki-laki. Tetapi, angkatan kerja perempuan masih lebih rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2017, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan hanya 50,9 persen. Sementara laki-laki mencapai 82,5 persen.

Situasi ini menunjukkan potensi perempuan sebagai penggerak perekonomian masih belum tergali. Di Tanah Air, saat ini sekitar 70 persen tenaga kerja perempuan bekerja di sektor informal. Jumlah ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keterampilan, hingga minimnya kesempatan untuk memasuki sektor formal. Ini mengindikasikan kurangnya jaminan kerja, upah rendah, dan tak ada jenjang karir.

Dengan mendorong perempuan lebih aktif di pasar kerja, Indonesia berpeluang mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan lebih pesat. Tentunya banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan, seperti memberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki, hingga membuka akses modal dan pelatihan bagi perempuan yang ingin berwirausaha.