China membantah tudingan AS bahwa telah meretas Microsoft Excange dan mengatakan justru AS adalah 'juara' dalam serangan siber di dunia. China juga menuding AS telah terbukti meretas negara-negara sahabatnya sendiri. Seperti diberitakan sebelumnya, AS bersama Uni Eropa, Inggris, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Kanada menuding Beijing telah mengontrak kelompok peretas.

Menurut pemerintah AS, peretasan ini dilakukan untuk melancarakan serangan siber yang memanfaatkan Microsoft Exchange untuk mencari berbagai informasi rahasia. Sementara itu, China menganggap ini sangat tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab. Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan bahwa China adalah dalang di balik serangan siber terhadap Microsoft Exchange dan AS menuntut China untuk bertanggung jawab atas serangan ini.


Blinken juga mengungkapkan bahwa serangan siber atas Microsoft Exchange pada Maret lalu itu disponsori oleh Kementerian Keamanan Negara China. Sebelumnya, Departemen Kehakiman AS juga telah mendakwa empat warga China dengan dakwaan sebagai peretas.


Empat peretas itu dituding bertanggung jawab atas pencurian informasi yang menguntungkan perusahaan-perusahaan di China. Peretasan itu menyasar informasi rahasia di industri penerbangan, pertahanan, pendidikan, pemerintahan, kesehatan, biofarmasi, dan industri maritim. Sementara Presiden AS, Joe Biden, kepada wartawan mengemukakan bahwa penyelidikan terhadap aksi peretas itu hingga saat ini masih terus berlangsung.