Netflix kehilangan hampir satu juta pelanggan pada April dan Juli 2022. Jumlah orang yang berhenti dari layanan video over-the-top (OTT) ini semakin cepat. Perusahaan melaporkan angka kehilangan pelanggan pertama sejak 2011 pada April lalu. Berita tersebut kemudian diikuti laporan pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan.
Angka kehilangan pelanggan pada Selasa lalu (19/7) adalah yang terbesar dalam sejarah perusahaan berdiri pada 1997. Amerika Serikat dan Kanada memiliki jumlah pelanggan yang membatalkan langganan Netflix tertinggi, diikuti Eropa.
Ini adalah perubahan besar bagi Netflix yang telah menikmati pertumbuhan positif selama bertahun-tahun. Perusahaan, melansir dari BBC, telah merevolusi ratusan juta orang di dunia dalam mengonsumsi hiburan.
Secara keseluruhan, perusahaan masih memiliki sekitar 220 juta pelanggan pada akhir Juni lalu. Angkanya jauh lebih tinggi daripada pesaingnya. Netflix terbiasa dengan pertumbuhan dua digit. Namun, pada kuartal dua tahun ini pendapatannya sebesar US$ 7,9 miliar, hanya naik 8,6% secara tahun-ke-tahun (yoy).
Nilai sahamnya telah turun lebih dari 60% sepanjang tahun ini. Investor melihat prospek perusahaan terus memburuk. Apa pemicu penurunan kinerja Netflix?