ZIGI – SBN menjadi salah satu instrumen investasi yang dapat dilirik oleh para Gen-Z karena dinilai memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan instrument lain seperti saham, ataupun koin kripto. Instrumen ini dinilai aman karena pembayaran imbalan dan pokoknya dijamin langsung oleh pemerintah.

Salah satu produk dari SBN adalah Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR). Keduanya merupakan produk turunan dari SBN konvensional.

Kedua produk ini dapat kalian peroleh dengan minimal pemesanan sebesar Rp1 juta dan maksimal pemesanan sebesar Rp2 milliar. Lalu apa saja perbedaan antara ORI dan SBR? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: 3 Prinsip Investasi Menurut Ray Dalio, Penting Diversifikasi Aset

Jangka Waktu ORI dan SBR

Secara umum, SBR dan ORI memiliki jangka waktu kepemilikan yang berbeda. Untuk SBR, jangka waktu kepemilikannya adalah selama 2 tahun, sedangkan ORI adalah 3 tahun.

Perlu dicatat pula, ORI memiliki ketentuan Minimum Holding Period (MHP) dimana investor belum boleh memindahbukukan kepemilikan ORI-nya.

Produk ORI dan SBR Yang Ditawarkan Pemerintah

Pemerintah telah menawarkan beberapa produk ORI dan SBR kepada masyarakat ataupun investor. Yang terbaru, pemerintah menawarkan ORI kepada masyarakat Indonesia dengan seri ORI021 sebagai alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan.

ORI021 merupakan seri ORI ke-21 yang diterbitkan oleh Pemerintah dan penjualannya dilakukan secara online melalui e-SBN.

Sedangkan, untuk SBR, pemerintah juga telah menawarkan SBR seri SBR011 yang hadir sebagai alternatif investasi untuk mencapai tujuan keuangan dengan cara yang aman, menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN, termasuk untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia karena dampak pandemi Covid-19.

Tingkat Kupon ORI dan SBR Berbeda

 

ORI dan SBR memiliki tingkat imbalan atau kupon yang berbeda. Obligasi Ritel Indonesia memiliki tingkat imbalan/kupon yang tidak berubah atau tetap (fixed rate) sampai dengan masa jatuh tempo.

Sedangkan SBR memiliki sifat mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) yang mengacu pada BI 7-Day Reverse Repo Rate ditambah selisih dengan spread yang akan disesuaikan setiap tiga bulan. Sebagai informasi, tingkat kupon minimal atau floating with floor berarti bahwa tingkat kupon dapat naik bila acuan naik, tetapi tidak bisa turun dari batas minimum yang ditetapkan.

Sebagai simulasi, jika pada bulan September 2022 BI 7-DRRR ditetapkan sebesar 4,00%, maka pada periode September 2022 - Desember 2022 kupon yang berlaku adalah 6,00% p.a. (4,00% + spread 200 bps). Sebaliknya bila pada bulan September 2022 BI 7-DRRR turun menjadi 3,00%, maka pada periode September 2022 - Desember 2022 kupon yang berlaku bukan 5,00% (3,00% + spread 200 bps) melainkan 5,50% p.a. yang merupakan kupon minimal.

ORI Dapat Dijual Di Pasar Sekunder, SBR Tidak

Salah satu keunggulan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah potensi capital gain/loss karena produk ini dapat dijual kembali di pasar sekunder. Para pemilik ORI dapat menjual obligasi nya kepada investor lain dengan harga yang lebih tinggi ataupun rendah, dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku.

Sebagai informasi, pasar sekunder adalah tempat dimana investor menjual kepemilikan obligasinya kepada investor lain, baik itu investor ritel atau institusi sebelum jatuh tempo.

Berbeda dengan ORI, SBR tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tetapi memiliki fasilitas Early Redemption. Early Redemption merupakan fasilitas yang memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok SBR oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo.

Fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp2 juta di setiap Mitra Distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk Early Redemption adalah 50% dari total kepemilikan investor.

Itu tadi informasi mengenai perbedaan dari Savings Bond Ritel dan Obligasi Ritel Indonesia yang dapat kalian pilih sebagai alternatif instrumen investasi.

Baca Juga: Pengertian Investasi Leher ke Atas, Contoh hingga Manfaat