GOTOKO Ajak Warung Go Digital dan Optimistis Hadapi Spekulasi Resesi

Transformasi digital telah terbukti menciptakan kemampuan bertahan di masa pandemi, juga sebagai bekal untuk mendorong bisnis, termasuk bagi pelaku UMKM dan pemilik warung.
Image title
Oleh Yanuar
17 November 2022, 16:33
Foto Ilustrasi GoToko
Istimewa
Foto Ilustrasi GoToko

PT Gerai Cepat Untung (GOTOKO), platform end-to-end e-B2B yang melayani pemilik warung untuk kulakan secara digital, mengajak pengusaha kecil menengah yang bergerak di bidang retail untuk tetap optimistis di tengah spekulasi akan datangnya resesi.

Hal itu diungkapkan CEO dan Presiden Direktur GOTOKO Gurnoor Singh Dhillon saat menjadi salah satu panelis dalam sesi Digital Economy pada G20 Digital Transformation Expo Parallel Event: Digital Industry Collaboration To Enhance Digital Transformation yang digagas Kemenkominfo dan ITF, Senin (14/11).

Gurnoor memandang Indonesia sebagai pasar sedang berkembang dengan basis permintaan yang kuat. Sulit untuk memprediksikan resesi, namun jika ada tekanan tersebut setiap sektor akan memiliki dampak yang berbeda. Ia menilai orang mungkin akan mengurangi daya belanja, namun untuk kebutuhan-kebutuhan mendasar itu akan tetap ada, mereka akan tetap belanja mi instan, sabun, atau kopi di warung.

“Di sisi lain, tekanan resesi kemungkinan akan berdampak pada rantai pasokan barang, yang mengarah pada tantangan pengadaan persediaan bagi pemilik warung. Situasi ini mirip pandemi lalu, akan memotivasi pemilik warung untuk mengubah cara mereka berbisnis,” kata Gurnoor.

“Saya percaya perubahan adalah pola pikir, dan dalam krisis seperti ini, pemilik warung akan lebih terbuka untuk beralih ke digital dan bekerja dengan platform seperti GOTOKO, yang bertujuan untuk membantu pemilik warung mengembangkan bisnisnya, memungkinkan mereka untuk bersaing dan berkembang, bukan hanya bertahan hidup.”

GOTOKO  bergabung dalam Industry Task Force (ITF) G20 Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang bertujuan mendorong pemulihan melalui kolaborasi untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

Transformasi digital telah terbukti menciptakan kemampuan bertahan di masa pandemi, juga sebagai bekal untuk mendorong bisnis, termasuk bagi pelaku UMKM dan pemilik warung. Ketangguhan warung dalam menghadapi krisis telah terbukti saat pandemi memuncak. 

Riset Nielsen (2020) menunjukkan bahwa 70% masyarakat Indonesia lebih memilih berbelanja kebutuhan di warung dibandingkan secara daring. Dari nilai ekonomi pasar ritel nasional yang mencapai US$ 75 miliar, warung juga memiliki kontribusi hingga 80%, serta memiliki kontribusi terhadap PDB empat kali lipat lebih besar dibandingkan ritel modern.

Posisi yang vital dalam ekonomi nasional ini pula yang membuat Gurnoor yakin, ketangguhan warung sebagai sarana perdagangan utama masyarakat Indonesia bisa menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional dalam menghadapi potensi resesi. Tidak hanya itu, implementasi teknologi akan membuka lebih banyak peluang pertumbuhan.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 3 juta warung di Indonesia, namun baru ada sekitar 600.000 warung yang dapat dijangkau dengan baik secara langsung oleh brand principals. Sementara sisanya atau 80% belum dijangkau dengan baik sehingga mengalami tantangan dalam memenuhi pasokannya atau sering disebut underserved retailers. Mereka perlu belanja pasokan di banyak agen yang menghabiskan biaya lebih tinggi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...