Superhero Indonesia, dari Komik ke Layar Lebar
Film-film bertema pahlawan super (superhero) yang diadaptasi dari komik sedang marak di bioskop-bioskop dalam negeri. Namun kebanyakan film-film tersebut diproduksi di Hollywood. Sineas Indonesia pun mencoba mengadaptasi pahlawan-pahlawan super yang diangkat dari komik atau cerita bersambung ke layar lebar.
(Baca: Panen Penonton, Film Indonesia Hadapi Masalah Kekurangan Kru)
Joko Anwar, misalnya. Sutradara film “Pengabdi Setan” dan “Janji Joni” itu siap merilis film terbarunya “Gundala Putra Petir” pada Agustus tahun ini. Trailer atau potongan singkat film tersebut telah beredar di kanal Youtube sejak Jumat 12 April lalu. Film ini akan menceritakan kisah Sancaka menjadi Gundala yang diangkat dari komik karya Harya Suraminata (Hasmi) pada 1969.
(Baca: 30 Maret, Hari Film Nasional dan Semangatnya yang Tak Pernah Mati)
Selain Gundala, layar bioskop nasional juga akan ramaikan dengan film “Gatotkaca” pada tahun depan. Film yang disutradarai Charles Gozali tersebut rencananya menjadi salah satu dari sekuel “Satria Dewa Universe”. Tokoh Gatotkaca diadaptasi dari kisah pewayangan.
(Baca: Starvision dan Falcon Pictures Angkat Kehidupan Buya Hamka dalam Film)
(Baca: Tumbuh Pesat, Indonesia Pasar Potensial bagi Industri Film)
Sineas Indonsia sebetulnya sudah banyak memproduksi film-film bertema jagoan. Pada 2018, Angga Dwimas Sasongko menyutradarai “Wiro Sableng 212” yang diangkat dari buku cerita karya Bastian Tito. Pada era 1970 hingga akhir 1980-an, film nasional juga banyak mengadaptasi komik dan cerita bersambung ke layar lebar, seperti Si Buta dari Gua Hantu, Rama Superman Indonesia, hingga Jaka Sembung.
*) Infografik ini merevisi yang telah dipublikasikan sebelumnya.