Tumbuh Pesat, Indonesia Pasar Potensial bagi Industri Film

Heri Susanto
16 Maret 2019, 08:00
Pemutara film Trailer Gatotkaca -akan dirilis pada 2020- di London Book Fair pada 13 Maret 2019. Film ini mempunyai multiplier efek cukup besar terhadap industri kreatif, seperti komik, games, theme park, dan cindera mata.
Katadata | Heri Susanto

Pasar industri film di Indonesia cukup menjanjikan. Hal ini seiring dengan pertumbuhannya yang mencengangkan, baik dari sisi jumlah penonton, layar lebar, serta banyaknya film-film Indonesia yang ditonton oleh jutaan pemirsa.

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik menyatakan pertumbuhan jumlah penonton di bioskop Indonesia sangat pesat. “Mencapai 230 persen dalam lima tahun terakhir,” kata Ricky dalam diskusi mengenai industri kreatif Indonesia dalam rangkaian acara London Book Fair 2019 pada 12-14 Maret 2019.

Advertisement

(Baca: Berkat Film AADC, CJ Entertainment Percayakan Sunny ke Mira Lesmana)

Selain itu, jumlah layar di studio juga tumbuh cepat dari 800 layar lebar (screen) menjadi 1.800 layar dalam tempo tiga tahun terakhir. Bahkan, Indonesia dikenal sebagai pasar untuk film-film box office terbesar ke-16 di dunia dengan nilai pasar US$ 345 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun. Namun, jumlah layar tersebut masih sangat kurang, karena yang ideal untuk Indonesia dengan populasi 260 juta jiwa seharusnya 10 ribu screen.

Yang tak kalah penting adalah semakin banyaknya film-film yang masuk box office Indonesia, ditonton oleh jutaan pemirsa. Belakangan ini tidak lagi terlalu sulit bagi film-film Indonesia mencapai target standar jumlah penonton sebanyak empat juta pemirsa. “Indonesia merupakan pasar yang besar bagi industri film,” kata dia.

Karena itu, tidak mengherankan jika semakin banyak investor dan perusahaan film mancanegara melirik pasar negara. Contohnya, produser Fox Internasional Productions dari 20th Century Fox Film Corporation terlibat dalam produksi film Wiro Sableng. Sony Pictures Entertainment sedang memproduksi film di Indonesia. Perusahaan film terbesar asal Korea Selatan, Lotte, juga sedang proses ekspansi melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal.

(Baca: Mira Lesmana Garap Film Bebas, Adaptasi Box Office Korea Sunny)

Menurut Ricky,  selain faktor populasi Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara, pertumbuhan pesat di industri film juga didorong oleh kebijakan pemerintah yang memberikan kebebasan investor asing untuk membiayai sepenuhnya produksi film di Indonesia. “Apalagi, film-film produksi Indonesia juga semakin banyak yang kualitasnya tidak kalah dengan film asing, seperti film Gatotkaca.”

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement