Bandeng, Andalan Bisnis Kuliner Indonesia
Dapat dijumpai di seluruh wilayah Nusantara, ikan bandeng menjadi komoditas unggulan berbagai provinsi di Indonesia. Bahkan, hasil olahan ikan bandeng menjadi produk kuliner khas sejumlah provinsi, terutama di Jawa. Setidaknya, terdapat tiga jenis olahan yang cukup populer dan memiliki prospek bisnis menjanjikan.
Pertama, bandeng tanpa duri yang merupakan olahan bandeng mentah segar yang telah dibuang tulang dan durinya. Kedua, bandeng presto yang diolah dengan metode perebusan bertekanan tinggi untuk menghasilkan bandeng dengan tulang dan duri lunak. Terakhir, otak-otak bandeng, merupakan ikan bandeng yang dikeluarkan dagingnya lalu dimasukkan kembali setelah dicampur bumbu.
Olahan bandeng memiliki nilai tambah 3 hingga 5 kali lipat daripada bandeng segar. Jika bandeng segar dijual Rp 21.000 per kilogram, maka harga bandeng tanpa duri dapat naik 3 kali lipat menjadi Rp 60.000. Demikian pula dengan bandeng presto, olahan ini dapat mencapai harga Rp 82.500 atau 4 kali lebih tinggi dari harga bandeng segar. Hal yang sama juga berlaku pada otak-otak yang mencapai 5 kali lipat dari bandeng segar, yaitu Rp 102.000.
Bandeng merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan sebagai produk olahan karena memiliki banyak unggulan seperti bahan baku yang tersebar hampir di seluruh wiayah Indonesia. Bandeng dapat ditemui paling banyak di Pulau Jawa, antara lain di Jawa Timur dengan potensi 108.385 ton per tahun, Jawa Barat 74.680, dan Jawa Tengah 64.038. Di luar Jawa, bandeng juga sangat potensial di Sulawesi Selatan, yakni 89.708 ton per tahun.
Ikan yang dikenal dengan sebutan milkfish ini juga populer di kalangan masyarakat. Selain itu, teknologi pengolahan tergolong sederhana dan membutuhkan modal relatif kecil.