Keakraban Megawati dan Erick Thohir Nikmati Warisan Sukarno di Sarinah
Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, bertemu dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, di Mal Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (13/6). Pertemuan itu dilakukan di sela-sela kegiatan Megawati mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut, untuk melihat Galeri Bung Karno.
Mengenakan baju setelan hijau, Megawati tampak menikmati suasana baru Gedung Sarinah yang merupakan salah satu proyek mercusuar Bung Karno. Didampingi Menteri BUMN, Erick Thohir, Megawati menyampaikan rasa syukur karena warisan seni peninggalan Bung Karno yang tersemat dalam relief di Sarinah berhasil dipugar kembali.
"Setiap lantai memiliki makna-makna tersendiri. Terutama mengenai dipasangnya kembali ornamen relief yang ternyata setelah Bung Karno tidak jadi presiden lagi, relief itu sepertinya dalam tanda kutip disembunyikan. Tapi akhirnya Alhamdulillah dapat dikembalikan," ujar Megawati di Gedung Sarinah.
Saat melihat relief peninggalan Bung Karno di lantai dasar, Megawati berbincang cukup lama dengan Erick Thohir. Beberapa kali Megawati menunjuk ke arah relief sambil berbicara. Sesekali Megawati juga terlihat mengumbar tawa ketika berfoto dengan relief yang berisi kisah mengenai petani bernama Marhaen.
Menurut Megawati, relief tersebut merupakan peninggalan sejarah dan seni yang penting bagi Indonesia. Ketua Umum Partai Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga bersyukur masih terdapat peninggalan Bung Karno yang kini dapat dinikmati generasi muda saat mengunjungi Sarinah.
"Menurut saya dari sisi seni itu luar biasa sekali karena mungkin anak muda sekarang mungkin belum mengetahui," ujar Megawati.
Dia mengaku sengaja datang ke Sarinah untuk memenuhi undangan Erick Thohir. "Saya bilang kepada pak Erick memang sebaiknya saya melihat sebelum nanti diresmikan presiden Jokowi pada bulan Juli," jelas Megawati.
Pada kesempatan ini, Erick Thohir juga mengakui bahwa pemugaran Sarinah bukan hanya dilakukan secara fisik. Akan tetapi lebih dari itu, proyek ini menjadi misi besar untuk memulihkan kembali sejarah bangsa.
"Saya rasa sarana ini adalah sejarah yang hampir terlupakan. Karena itu kami izin bagaimana kami, kebetulan ini aset BUMN, kita bisa perbaiki. Jangan sampai generasi muda ini terputus dari sejarah," ujar Erick.
