Pemerintah Pesimistis Target Lifting Tercapai

Image title
Oleh
24 Januari 2014, 00:00
2672.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
www.skkmigas.go.id

KATADATA ? Pemerintah pesimistis target lifting minyak sebesar 870 ribu barel per hari pada tahun ini dapat tercapai. Banyaknya lapangan minyak yang berusia tua membuat kegiatan eksploitasi makin sulit. Apalagi produksi minyak di Blok Cepu diperkirakan meleset dari target.

?Target lifting minyak yang ditargetkan APBN mungkin berat dicapai, tetapi kita lihat dulu perkembangannya,? ujar Bambang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan, di Jakarta, Jumat (24/1).

Kondisi tersebut juga dipengaruhi cadangan minyak Indonesia yang semakin menipis, terutama belum ditemukannya cadangan minyak dalam jumlah besar. Ditambah produksi Cepu yang semula ditargetkan awal Juli 2014 molor menjadi November tahun ini.

"Karena kalau memang sumurnya sudah tua, tidak menghasilkan, mau bagaimana lagi? ditambah Cepu terlambat," kata Bambang.

Ketika ditanya kemungkinan melesetnya target lifting akan membuat impor BBM membengkak, Bambang mengatakan hal itu tergantung  dari konsumsi BBM. "Karena masalah kita dari tahun ke tahun memang begitu," tuturnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya memperkirakan target lifting sesuai rencana untuk 2014 sebesar 830 ribu barel per hari, atau di bawah target lifting APBN. Bahkan menurun program kerja dan anggaran 2014, kontraktor hanya menyepakati produksi minyak 804 ribu bph.

Di awal tahun, produksi migas juga mengalami kendala akibat cuaca buruk di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini berdampak pada penurunan produksi migas di beberapa wilayah operasi.

Sebelumnya Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Migas Elan Biantoro mengatakan akibat cuaca buruk, pada Senin (20/01) terjadi insiden bocornya selang penyalur minyak mentah yang menghubungkan alat tambat dan fasilitas penampungan terapung (floating storage and offloading/FSO) Abherka di perairan utara Surabaya, Jawa Timur. SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) memutuskan untuk menghentikan produksi minyak dari lapangan tersebut.

Produksi minyak PHE WMO sebesar 22.200 barel per hari dan gas 120 juta kaki kubik per hari. Sedangkan penyaluran gas turun menjadi 40 juta kaki kubik per hari. Hal yang sama terjadi juga di lapangan Banyu Urip dengan kontraktor Mobil Cepu Limited dan Pertamina EP Cepu, yang menghentikan penyaluran produksi ke FSO Cinta Natomas. Produksi lapangan Banyu Urip dioptimalkan penyaluran ke Kilang Tri Wahana Universal (TWU) dan tangki geolink. Produksinya turun dari 28 ribu barel per hari menjadi 21 ribu barel per hari.

Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...