Persaingan Ketat, Produsen Indomie Keluarkan 50 Produk Baru
Produsen Indomie dan makanan ringan Chitato, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menyatakan akan mengeluarkan 50 produk baru dari berbagai divisi usaha tahun ini. Ini dilakukan dalam upaya perseroan menjaga usahanya di tengah persaingan bisnis yang ketat dan perekonomian yang cenderung stagnan.
Produk baru yang dimaksud merentang dari mi instan, makanan ringan, dairy, minuman kemasan, penyedap masakan, hingga nutrisi dan makanan khusus. Untuk dairy, misalnya ada produk baru minuman susu rasa pisang. Adapun pada divisi nutrisi dan makanan khusus, ada sereal untuk balita berusia minimal delapan bulan.
“Produk baru itu jumlahnya 50 pada 2017 dan tidak menutup kemungkinan akan adanya produk baru lain sesuai dengan kebutuhan konsumen,” kata Direktur Indofood CBP Werianty Setiawan dalam Public Expose di Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/8).
(Baca: Penjualan Produsen Indomie Turun Akibat Kompetisi Ketat dan Daya Beli)
Pada semester II ini, Indofood CBP akan lebih banyak mengamati minat konsumen dalam upayanya menambah kapasitas produk dan menciptakan produk baru. Langkah ini terbilang berhasil saat perusahaan keluarga Salim ini membuat produk makanan ringan Chitato Rasa Mie Goreng.
“Upaya sejenis seperti melakukan cross-branding dua merek ikonik dengan penjualan terbanyak: Chitato dan Indomie akan menjadi acuan dalam memproduksi produk baru berdasarkan kebutuhan konsumen,” ujarnya.
Alih-alih memperhatikan perilaku pesaing usaha lain, Indofood CBP akan lebih banyak fokus pada kebutuhan konsumen yang bergerak dinamis. Perseroan menilai langkah ini penting di tengah pertumbuhan ekonomi yang stagnan pada tahun ini.
Penjualan produk Indofood CBP pada semester I-2017 naik 1,6 persen menjadi Rp 18,46 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,18 triliun. Tapi Weri berdalih bila dilihat penjualan per hari, nilainya meningkat 7 persen.
Namun, jika penjualan dilihat secara kuartal, penjualan produsen makanan dan minuman ringan kemasan ini turun 2,7 persen. Pada kuarta II-2017, penjualan Indofood CBP tercatat hanya Rp 9 triliun, sedangkan kuartal II tahun lalu sudah mencapai Rp 9,25 triliun.
Menurut Weri, salah satu faktor yang membuat penjualan kuartal II menurun adalah karena jumlah hari kerja pada periode ini kebih sedikit. Libur Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada periode ini dinilai menjadi penyebabnya.
“Di semester II-2017 ini kami optimis kondisi ekonomi akan lebih baik mengingat hari kerja yang jumlahnya akan lebih banyak,” kata dia. (Baca: Penjualan Produsen Barang Konsumsi di Indonesia, India, Vietnam Turun)
Pada semester I-2017, Indofood CBP membukukan peningkatan laba usaha 1,5 persen menjadi Rp 2,78 triliun dari Rp 2,74 triliun, dengan marjin laba usaha sebesar 15,1 persen. Perusahaan produsen Indomie ini juga mencatatkan kenaikan laba bersih 5,7 persen menjadi Rp 2,09 triliun, dari Rp 1,98 triliun pada periode. Margin laba bersih pun naik 40 basis poin menjadi 11,3 persen.
Terkait penjualan produk, mi instan masih menjadi kontributor terbesar dengan mengambil porsi 63 persen dari total penjualan. Produk penyumbang kontribusi terbesar kedua dan ketiga berasal dari dairy (19 persen) dan makanan ringan (8 persen).