Rekrut 329 CPNS, Susi Tawarkan Pensiun Dini Bagi 1.000 Pegawai KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menjalankan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Bukannya menambah ‘skuat’, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti justru melakukan pemangkasan dengan menawarkan pensiun dini bagi 1.000 pegawai.
"Program Golden Handshake dilakukan untuk percepatan pensiun dini pada karyawan KKP dalam rangka pengurangan jumlah dan menaikkan kualitas sumber daya manusia," kata Susi di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Kamis (14/9).
Percepatan pensiun dini ini ditawarkan untuk 1.000 pegawai KKP dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. Golden Handshake dilakukan untuk mentransformasi mantan PNS menjadi wiraswasta kelautan dan perikanan yang baru.
(Baca juga: Menteri Susi Gandeng BRI dan BNI Bantu Pendanaan Nelayan)
Susi menyebutkan, pegawai yang berhak mendapatkan Golden Handshake adalah pegawai KKP yang usianya lebih dari 50 tahun atau telah bekerja lebih dari 10 tahun. Syarat untuk mendapatkannya adalah memenuhi penilaian kinerja dan kompetensi dan mendapat persetujuan Direktur Jenderal dan Sekretaris Jenderal.
Keuntungan yang didapatkan pegawai yang mendapatkan program Golden Handshake adalah mendapatkan gaji dan tunjangan khusus selama sisa masa kerja dan dibayar di muka. Susi menyatakan sudah ada beberapa orang yang menawarkan diri. "Sudah ada 75 orang," ujarnya.
Jumlah pegawai yang pensiun dini nantinya hanya akan digantikan oleh 329 orang dari program CPNS. Formasinya adalah 322 lulusan terbaik universitas, 4 disabilitas, dan 3 putra-putri dari Papua.
(Baca juga: Jepang Bangun Fasilitas Perikanan di Enam Pulau Luar Indonesia)
Menurut Susi, KKP akan merekrut orang-orang yang menjadi 5 lulusan terbaik dari jurusan-jurusan di setiap universitas. Dia juga mengklarifikasi persyaratan cum laude untuk seleksi CPNS yang sebelumnya sempat marak.
"Kami mencari 5 lulusan terbaik dari tiap jurusan di universitas, tidak ada batasan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)," ujar Susi. Caranya adalah lewat pengecekan yudisium kelulusan di situs resmi Riset Teknologi Pendidikan Tinggi.