Indonesia Akan Ekspor 4 Juta Ton Jagung ke Malaysia dan Filipina
Pemerintah menargetkan ekspor 4 juta ton jagung ke Malaysia dan Filipina tahun depan. Peningkatan produksi akan dilakukan dengan penanaman besar-besaran di daerah perbatasan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, lahan tambah tanam (LTT) jagung bakal mencapai 2 juta hektare pada 2018. “Ini potensi yang sangat besar," kata Amran kepada wartawan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (24/11).
Menurut Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian, produksi jagung nasional mencapai 28 juta ton pada tahun ini. Jumlah kebutuhan konsumsi jagung dalam negeri mencapai 22 juta ton untuk konsumsi pangan dan pakan. "Jagung sudah masuk ke urutan ke-7 produsen terbesar dunia," ujar Amran.
(Baca juga: Indonesia Bidik Ekspor 150 Ribu Ton Beras ke Malaysia Tahun Depan)
Strategi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman adalah rainwater harvesting system seperti embung, cold storage, dan sumur dalam. Pembangunannya ditujukan untuk mengejar indeks pertanaman.
Produktivitas 1 hektare lahan Indonesia masih menghasilkan hanya 5,5 ton. Padahal, potensinya bisa mencapai 10 ton tiap hektare. "Peningkatannya dengan cara membagikan bibit unggul," tutur Amran.
Selain jagung, pemerintah juga akan mengekspor beras ke Malaysia. Mesin pengering pun disiapkan untuk menjaga potensi harga jatuh pada masa panen di bulan Februari.
Kepala Pusdatin Kementan Suwandi mengungkapkan potensi ekspor beras tahun 2018 mencapai 500 ribu ton beras. Namun, realisasi ekspornya masih tergantung kesepakatan bilateral dengan negara tujuan.
(Baca juga: Kemendag Minta BI dan BPS Satukan Data Harga Pangan)
Ia juga menyebut harga jual beras ke Malaysia juga masih tinggi dengan harga mencapai Rp 9 ribu per kilogram. Penyebabnya, tipe beras yang diekspor juga sebagian besar dalam bentuk beras organik, namun ada juga beras konsumsi.
"Kita harus bisa mematahkan dominasi ekspor existing Vietnam dan Thailand," ujar Suwandi.