Jelang Natal, BPH Awasi Pasokan BBM, LPG dan Listrik di 44 Daerah
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendapatkan mandat dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengamankan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), elpiji (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dan listrik selama natal 2017 dan tahun baru 2018. Sehingga tidak ada kekurangan selama periode itu.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan ada beberapa wilayah yang akan dipantau selama 22 hari masa operasional. “Fokus rencana pemantauan lapangan yang dilakukan BPH Migas kurang lebih mencakup 25 kota besar dan kurang lebih 19 wilayah 3 T (terdepan, terluar, dan tertinggal) baik sebelum natal, saat libur natal hingga setelah natal,” ujar dia di Jakarta, Senin (18/12).
Penugasan untuk mengamankan pasokan LPG, BBM dan listrik kepada BPH Migas ini merupakan pertama kali. Sebab selama ini BPH Migas hanya berwenang terhadap BBM subsidi dan penugasan. Sekarang cakupannya lebih luas.
Dalam menjalankan tugasnya, BPG sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Di antaranya Direktorat Jenderal Migas, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, PT Perusahaan Gas Negara (Perser0)tbk/PGN , Pertagas Niaga, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN.
Dari data BPH Migas, puncak konsumsi BBM diprediksi terjadi pada 23 Desember 2017 dengan volume sebesar 114.876 kiloliter (KL), naik 26,3% dibandingkan konsumsi normalnya. Sementara itu puncak konsumsi BBM Solar diprediksi sebesar 44.456 KL atau naik 16,4% dibandingkan konsumsi normal. Konsumsi Solar tidak terlalu besar kenaikkannya karena tiga hari sebelum dan setelah natal pemerintah membatasi operasional angkutan barang berbahan bakar solar.
Selain itu menurut Fanshurullah, Pertamina telah menambah pasokan elpiji 3 kg dan juga kegiatan operasi pasar seperti di daerah Depok, Bogor, dan sebagian Jakarta. Penambahan pasokan dan operasi pasar dilakukan Pertamina sejak awal bulan ini. Salah satu tujuan operasir pasa yakni untuk menstabilkan harga elpiji 3 kg agar tidak melonjak di masyarakat.
Terkait listrik, BPH memprediksi akan terjadi beban puncak listrik pada hari raya Natal dan Tahun baru akan lebih rendah dibandingkan dengan beban puncak pada kondisi hari kerja. Untuk Jawa-Bali misalnya beban puncak ditaksir berkurang sekitar 30% selama libur lebaran dan tahun baru. "Ini karena perkantoran berhenti beroperasi," ujar Fanshurullah.
Namun demikian, kebutuhan listrik di beberapa tempat wisata, seperti di Bali diprediksikan akan melonjak pada libur Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, PLN akan memberikan perhatian pada sistem kelistrikan tempat wisata agar tidak terjadi defisit.
Fanshurullah mengatakan untuk periode natal dan tahun baru PLN tidak akan melakukan pekerjaan/pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik selama tujuh hari sebelum dan setelah natal, kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan. "Secara umum diperkirakan kondisi pasokan listrik selama periode Natal dan Tahun Baru akan berada pada kondisi aman,"kata dia.
Di sisi lain BPH Migas juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap ancaman gunung berapi yang saat ini masih berstatus awas. Berdasarkan situs magma Indonesia, pengamatan pada tanggal 18 Desember 2017 sampai jam 10.00 WIB, dari 127 gunung api di Indonesia terdapat 2 Gunung Api dengan status awas yaitu Gunung Agung dan Gunung Sinabung, lalu 18 Gunung Api dengan status waspada dan sisanya berstatus normal.
(Baca: Libur Natal dan Tahun Baru, Pertamina Tambah Pasokan BBM & LPG)
Fanshurullah juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap potensi longsor. Untuk itu masyarakat diminta menghindari jalur-jalur jalan di area bukit yang berpotensi longsor. Apalagi berdasarkan data geologi, gerakan tanah pada bulan Desember 2017 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.