Target Penjualan Kargo LNG Tahun Ini Naik 2,5%
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan penjualan kargo gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) tahun ini meningkat 2,5% dari realisasi tahun 2017. Alasannya kinerja produksi LNG sedang dalam kondisi bagus.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan tahun ini ada target penjualan LNG sebesar 277 kargo atau setara 858,93 trillion british thermal unit (TBTU). Perinciannya 119 kargo dari kilang Tangguh, sementara 158 dari yang dikelola PT Badak NGL di Bontang Kalimantan Timur.
Sementara itu realisasi tahun lalu hanya 270 kargo. "Secara total meningkat dari 2017, data terakhir ini merupakan hasil konsolidasi yang melibatkan semua pihak terkait," kata Wisnu kepada Katadata.co.id, Sabtu (6/1).
Mengacu data SKK Migas, selama kurun waktu tiga tahun terakhir penjualan kargo LNG mengalami penurunan. Misalnya 2015 realisasi LNG sebanyak 298 kargo, tertinggi sepanjang kurun waktu tiga tahun terakhir. Namun pada 2016 menurun menjadi 290 kargo.
Adapun pemanfaatan LNG untuk dalam negeri hingga kini masih lebih kecil dibandingkan yang diekspor. Penyebabnya adalah minimnya infrastruktur LNG di dalam negeri.
Mengacu data SKK Migas terkait realisasi pemanfaatan gas bumi Indonesia 2017, tercatat pemanfaatan LNG untuk domestik sebesar 5,08% atau 312,4 BBUTD. Sedangkan LNG ekspor sebesar 25,15% atau 1.545,4 BBUTD.
Melihat tren ke belakang, serapan LNG untuk domestik memang terus menurun meski alokasi yang diberikan terus meningkat. Pada 2012 dari alokasi pemerintah sebesar 22 kargo, yang terserap hanya 15.
(Baca: Serapan Gas Kurang, PLN Salahkan Penurunan Produksi Migas)
Kemudian tahun 2014, terserap 33 kargo dari jatah 39. Setahun berikutnya, hanya mampu terjual 39,02 kargo dari alokasi 64.02. Sementara tahun 2016, 52.6 kargo terjual, dari jatah 59,2.