Pendapatan Asuransi Jiwa Tumbuh 21,7% Tahun Lalu

Image title
16 Maret 2018, 16:54
Asuransi
ANTARA FOTO/Audy Alwi
Pembayaran premi asuransi jiwa Allianz melalui gerai Indomaret di Jakarta.

Industri asuransi jiwa mencatatkan total pendapatan sepanjang tahun lalu sekitar Rp 254,22 triliun (unaudited). Capaian ini lebih tinggi 21,7 persen dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 208,92 triliun. Kontribusi terbesarnya disumbang oleh total premi.

"Total pendapatan premi merupakan kontributor terbesar atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 77 persen," ujar Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim di Rumah AAJI, Jakarta, Jumat (16/3).

Total pendapatan premi tumbuh sebesar 17,2 persen dari Rp 167,04 triliun di kuartal 4 tahun 2016 menjadi Rp 195,72 triliun di kuartal 4 tahun 2017. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya total Premi Bisnis Baru dan Premi Lanjutan masing-masing sebesar 22,4 persen dan 8,4 persen.

Hendrisman menjelaskan Premi Bisnis Baru tumbuh dari Rp 104,4 triiun menjadi Rp 127,8 triliun. Hal ini didorong oleh meningkatnya saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 26,1 persen dan berkontribusi sebesar 57,5 persen. Sementara dari produk asuransi kesehatan, berkontribusi sebesar 3 persen dari total penyaluran Premi Bisnis Baru.  

Premi lanjutan yang meningkat dari Rp 62,5 triliun menjadi Rp 67,8 triliun, memberikan kontribusi sebesar 34,7 persen terhadap total pendapatan premi 2017. (Baca: Siapkan Aturan Asuransi Digital, OJK Utamakan Perlindungan Konsumen)

Tahun ini industri asuransi jiwa menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 10-30 persen. Tahun politik tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan industri ini. Hendrisman mengatakan dalam sepuluh tahun terakhir, asuransi jiwa sudah teruji dengan kondisi apapun, tapi pendapatan tetap  tumbuh sekitar 10-30 persen.

Total investasi industri asuransi jiwa, mengalami peningkatan sebesar 22,8 persen dari Rp 395,9 triliun menjadi Rp 486,20 triliun. Namun, portofolio investasi di industri asuransi jiwa ini mengalami pergeseran dari deposito menjadi reksa dana dan saham. "Pergeseran ini disebabkan membaiknya kondisi pasar modal Indonesia selamat periode kuartal keempat tahun 2017," ujarnya. 

Alokasi portofolio investasi pada kuartal keempat 2017 mencapai 33,4 persen. Investasi ini dialokasikan pada reksadana sebesar 31,6 persen, saham 13,3 persen, Surat Berharga Negara (SBN), dan 9,7 persen pada deposito. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...