Tebar Ketakutan, Prabowo Dinilai Ikuti Strategi Trump saat Pilpres AS

Dimas Jarot Bayu
Oleh Dimas Jarot Bayu - Yuliawati
3 April 2018, 16:26
Prabowo Debat Capres
Arief Kamaludin | Katadata
Ketua Umum Prabowo Subianto.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi perhatian publik karena dalam berbagai kesempatan kerap mengeluarkan kritik tajam kepada elite politik yang berkuasa saat ini. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Prabowo mengikuti strategi Donald Trump ketika berkampanye dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) pada 2016.

Salah satunya Prabowo mengungkapkan ancaman dari pihak asing ke Indonesia, strategi yang ampuh digunakan Trump dengan menyebutkan AS sedang di bawah ancaman Tiongkok, Islam, dan tenaga kerja imigran dari Meksiko.

"Sebenarnya menurut saya ini agak mirip. Jadi yang disebarkan adalah pesimisme dan ketakutan," kata Qodari di Hotel Harris Suite FX Sudirman, Jakarta, Selasa (3/4).

Prabowo melancarkan berbagai kritikan tajam di berbagai kesempatan, setelah Gerindra mengunggah video yang berisi pidato Indonesia Bubar pada 2030 di media sosial pada pertengahan Maret lalu. Prabowo melanjutkan pernyataan yang keras dengan menyebut elite pemerintah saat ini penipu, bodoh, dan bermental maling.

Prabowo menyebutkan hal tersebut ketika berpidato di Gedung Serbaguna Istana Kana, Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (31/3). Lontaran yang keras kembali disampaikan ketika menjadi juru kampanye pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu dalam Pilkada Jabar 2018 di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Minggu (1/4).

(Baca juga: PDIP Anggap Pidato Prabowo Dangkal soal Indonesia Bubar 2030)

Dalam pidatonya, Prabowo menyebut elite pemerintah, partai politik, pengusaha, hingga cendekiawan bertanggung jawab atas sistem perekonomian neoliberal yang ada di Indonesia. Dia bahkan menyebut kapok dengan elite-elite politik saat ini karena masalah tersebut.

Prabowo bahkan berkelakar menyesal tak jadi melakukan kudeta, sebagaimana tuduhan yang kerap dilayangkan kepadanya. Alasannya, dia prihatin dengan kondisi Indonesia saat ini.

"Terus terang saja dalam hati menyesal juga gue enggak kudeta dulu. Lihat negara kayak begini sekarang. Tapi saya buktikan bahwa saya percaya kepada demokrasi, saya percaya pada UUD 1945," kata Prabowo.

Lebih lanjut Qodari menyatakan Prabowo yang kerap mengkritik para elite politik hendak menunjukkan adanya kesenjangan di Indonesia. Strategi yang sama digunakan oleh Trump, selain menyebarkan ketakutan dan ancaman. "Strateginya itu mempertentangkan kalangan bawah dan kalangan atas," kata Qodari.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...