Pemerintah Prediksi Inflasi Ramadan Tak Melonjak Signifikan
Pemerintah optimistis inflasi pada bulan Ramadan tidak akan melonjak tajam seperti tren indeks harga konsumen selama lima tahun terakhir. Pasalnya, hal itu telah diantisipasi dengan melakukan intervensi harga pangan khususnya pada komoditas beras dan daging.
Pada 2017, inflasi Lebaran yang jatuh pada Mei dan Juni tercatat naik ke angka 0,39% dan 0,69%. Sementara pada 2014 hingga 2016, periode Ramadan jatuh pada Juni dan Juli. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juni dan Juli 2014 tercatat sebesar 0,66% dan 0,69%, Juni dan Juli 2015 0,54% dan 0,93%; serta Juni dan Juli 2016 dengan tingkat inflasi 0,43% dan 0,93%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi akan semakin rendah setelah pada April 2018 inflasi hanya mencapai 0,10%. “Kami punya langkah khusus, salah satunya dengan kebijakan mendorong harga beras dan daging turun,” kata Darmin di Jakarta, Rabu (2/5).
Optimisme itu tercermin dari kontribusi bahan makanan (volatile foods) yang minus 0,05 atau deflasi sebesar 0,26%. Meski begitu, Darmin masih akan mengkaji indeks harga konsumen secara keseluruhan. Sebab, salah satu yang diwaspadai adalah peranan harga bahan makanan lain seperti bumbu masak sebagai penyumbang infasi.
(Baca : Indeks Bahan Makanan Turun, Inflasi April 0,1 Persen)
Pemerintah juga akan mewaspadai kecenderungan meningkatnya permintaan pasar yang memicu kenaikan harga pangan, termasuk juga terkait penguatan dollar terhadap rupiah.
Darmin memperkirakan pergerakan rupiah juga bakal menyebabkan inflasi naik, meski tidak drastis. “Sehingga bulan ke depan saya menduga inflasinya masih akan rendah,” ujarnya.
Ekonom Institute For Develoment of Economic and Finance (INDEF) Bustanul Arifin menuturkan deflasi bahan makanan April 2018 salah satunya terdorong oleh penurunan harga gabah dan beras seiring dengan masuknya musim panen raya. Sementara itu, harga makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau merupakan penyumbang terbesar inflasi sebesar 0,05%.
(Baca: Konsensus Ekonom: Inflasi April Makin Rendah Dipicu Masa Panen).
Meski demikian, dia minta pemerintah mewaspadai peningkatan harga bahan pangan dan harga makanan jadi yang secara umum meningkat di Ramadan. Selain dua komoditas itu, Bustanul menyarankan pemerintah memperhatikan pergerakan harga kebutuhan pokok lain yang dijual ke konsumen. “Ini yang harus diantisipasi pemerintah,” katanya.
Dia pun memperkirakan, jika pada April terjadi inflasi, indeks harga konsumen bulan Mei biasanya akan semakin tinggi. Penyebab utamanya adalah pengaruh kenaikan harga pangan yang signifikan. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah lebih serius untuk meredam gejolak harga.