Pemerintah Prediksi Inflasi Ramadan Tak Melonjak Signifikan

Michael Reily
2 Mei 2018, 20:23
ilustrasi pasar tradisional
Arief Kamaludin|KATADATA
Pemerintah akan mewaspadai pergerakan harga bahan makanan lain seperti bumbu masak sebagai penyumbang infasi.

Pemerintah optimistis inflasi pada bulan Ramadan tidak akan melonjak tajam seperti tren indeks harga konsumen selama lima tahun terakhir.  Pasalnya, hal itu telah diantisipasi dengan melakukan intervensi harga pangan khususnya pada komoditas beras dan daging.

Pada 2017, inflasi Lebaran  yang jatuh pada Mei dan Juni tercatat naik  ke angka 0,39% dan 0,69%. Sementara pada  2014 hingga 2016,  periode Ramadan jatuh pada  Juni dan Juli.  Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juni dan Juli 2014 tercatat sebesar 0,66% dan 0,69%, Juni  dan Juli 2015  0,54% dan 0,93%; serta Juni dan Juli 2016 dengan tingkat inflasi 0,43% dan 0,93%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis  inflasi akan semakin rendah setelah pada  April 2018 inflasi hanya mencapai 0,10%. “Kami punya langkah khusus, salah satunya dengan kebijakan  mendorong harga beras dan daging turun,” kata Darmin di Jakarta, Rabu (2/5).

Optimisme itu tercermin dari kontribusi bahan makanan (volatile foods) yang minus 0,05 atau deflasi sebesar 0,26%. Meski begitu, Darmin masih akan mengkaji indeks harga konsumen secara keseluruhan. Sebab, salah satu yang diwaspadai adalah peranan harga bahan makanan lain seperti bumbu masak sebagai penyumbang infasi.  

(Baca : Indeks Bahan Makanan Turun, Inflasi April 0,1 Persen)

Pemerintah juga akan mewaspadai kecenderungan meningkatnya  permintaan pasar yang memicu kenaikan harga pangan, termasuk juga  terkait penguatan dollar terhadap rupiah.

Darmin memperkirakan pergerakan rupiah juga bakal menyebabkan inflasi naik, meski tidak drastis. “Sehingga bulan ke depan saya menduga inflasinya masih akan rendah,” ujarnya.

Ekonom Institute For Develoment of Economic and Finance (INDEF) Bustanul Arifin menuturkan deflasi bahan makanan April 2018 salah satunya  terdorong oleh penurunan harga gabah dan beras seiring dengan masuknya musim panen raya. Sementara itu, harga makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau  merupakan penyumbang terbesar inflasi sebesar 0,05%.

(Baca: Konsensus Ekonom: Inflasi April Makin Rendah Dipicu Masa Panen).

Meski demikian, dia minta pemerintah mewaspadai peningkatan harga bahan pangan dan harga makanan jadi yang secara umum  meningkat di Ramadan. Selain dua komoditas itu,  Bustanul menyarankan pemerintah memperhatikan pergerakan harga kebutuhan pokok lain yang dijual ke konsumen. “Ini yang harus diantisipasi pemerintah,” katanya.

Dia pun memperkirakan,  jika pada April terjadi inflasi, indeks harga konsumen bulan Mei biasanya akan semakin tinggi. Penyebab utamanya adalah pengaruh kenaikan harga pangan yang signifikan. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah lebih serius untuk meredam gejolak harga.

Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...