Antisipasi Kekeringan, Food Station Siap Pasok Beras dari Luar Jawa

Image title
Oleh Ekarina
1 Agustus 2018, 11:44
Pasar Induk Beras Cipinang
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Senin (7/8).

Sejumlah daerah di Pulau Jawa dilaporkan mengalami kekeringan. Pelaku usaha bidang perberasan mengaku akan mulai melakukan pengamanan pasokan untuk mengantisipasi masalah kekeringan yang juga berpotensi menyebabkan gagal panen dan mengganggu ketersediaan pasokan beras di pasar.

PT Food Station Tjipinang Jaya misalnya, BUMD DKI Jakarta ini mengatakan siap mendatangkan beras dari sejumlah sentra beras di luar Jawa, untuk mengantisipasi kekurangan pasokan dari daerah yang dilanda kekeringan.

Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya saat ini memiliki sejumlah sentra atau sumber produksi beras yang bisa diandalkan untuk menambal jumlah pasokan jika produksi di Jawa mulai berkurang.

Menurutnya, daerah sumber penghasil beras itu antara lain bisa berasal dari Lampung, Serang atau Sulawesi yang memiliki periode panen raya bergiliran dengan yang ada di Jawa.

"Kami bisa mendapat pasokan dari mana saja dan ada beberapa sumber. Tapi kami berharap dampak kekeringan tidak berlangsung lama dan tak berdampak signifikan terhadap produksiberas," kata Arif kepada Katadata, Rabu (1/8).

Hingga 31 Juli 2018, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang mencapai 40.915 ton.

(Baca : Kementan Antisipasi Potensi Gagal Panen 6.350 Hektare di Indramayu)

Sebelumnya, Kementerian Pertanian mengantisipasi potensi gagal penen yang melanda 6.350 hektare lahan sawah di Indramayu, Jawa Barat akibat cuaca ekstrem. Pemerintah menyatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 258 hektare padi berusia dua bulan mengalami puso atau gagal panen.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian sekaligus Ketua Penanggung Jawab Upaya Khusus Swasembada Jawa Barat, Banun Harpini mengatakan pihaknya telah memeriksa potensi gagal panen di tiga kecamatan. "Kami mengecek langsung kondisi lapangan dan menyiapkan langkah antisipasi untuk perkecil dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan datang sampai 2,5 bulan mendatang,” kata Banun dalam keterangan resmi, Rabu (1/8).

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka dan Cirebon yang berpotensi mengalami kekeringan tersebut adalah Desa Sindangjawa dan Desa Wanasaba Kidul di Kabupaten Cirebon, Kelurahan Kesunean di Kota Cirebon, serta Desa Talaga di Majalengka.

(Baca juga : Jokowi Anggap Kekeringan Melanda 2.726 Desa Tak Separah 2015)

Menurut BMKG, keempat desa tersebut diperkirakan bakal mengalami hari tanpa hujan hingga lebih dari 60 hari atau 2 bulan. Desa Sindangjawa dan Kelurahan Kesunean diprediksi mengalami hari tanpa hujan selama 85 hari, Desa Wanasaba Kidul diperkirakan mengalami hari tanpa hujan selama 84 hari. Namun, Desa Talagan di Majalengka, diprediksi hanya mengalami 64 hari tanpa hujan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...