Tren Belanja Pangan secara Daring Terus Tumbuh

Hari Widowati
9 Agustus 2018, 16:05
Giant
ANTARA FOTO/FB Anggoro
Konsumen berbelanja di sebuah supermarket.

Konsumen di Indonesia semakin beralih dari aktivitas belanja konvensional ke belanja digital (daring) seiring dengan pertumbuhan pengguna internet dan industri e-commerce. Riset tahunan Tetra Pax Index 2018 menunjukkan aktivitas belanja pangan secara daring (e-grocery) akan menjadi salah satu katalis yang menentukan pertumbuhan e-commerce yang lebih luas.

Tetra Pak Index 2018 yang merupakan hasil survei di lima negara, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, termasuk Indonesia. Pada 2015, Indonesia memiliki 18 juta konsumen yang berbelanja secara daring dan diperkirakan angka ini akan meningkat menjadi 119 juta konsumen pada 2020. Faktor pendorongnya adalah populasi penduduk usia muda yang besar, penetrasi perangkat telepon pintar dengan harga terjangkau, investasi yang besar dari investor lokal maupun asing, evolusi sistem pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat.

"Berdasarkan riset Tetra Pak Index di Indonesia, sebanyak 1,2% konsumen di Jakarta telah berbelanja pangan secara daring pada 2016. Angka ini diharapkan terus tumbuh menjadi 5,4% dari total konsumen pada 2030," ujar Communications Manager Tetra Pak Indonesia Gabrielle Angriani, di Jakarta, Kamis (9/8). Perubahan kebiasaan berbelanja ini akan menurunkan kegiatan belanja di pasar tradisional dari 56,3% pada 2016 menjadi 46,6% pada 2030.

Menurut riset tersebut, ada empat faktor yang menyebankan konsumen lebih tertarik memilih e-grocery. Pertama, kemudahan dalam berbelanja yang dimulai dari pencarian di internet kemudian diteruskan dengan pembelanjaan melalui aplikasi e-commerce. Kedua, teknolgi dan kinerja yang terus mengubah rantai pasokan (supply chain), terutama dalam kecepatan pengiriman barang. Ketiga, keberlanjutan di mana konsumen mulai peduli pada isu lingkungan hidup termasuk pada penggunaan kemasan. "Riset menunjukkan kemasan yang efisien secara berat maupun ruang dapat mengurangi volume transportasi sebesar 30-50%," kata Gabrielle. Keempat, personalisasi dari produk yang dibeli secara daring.

Tetra Pak, yang merupakan perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman global, optimistis perkembangan tren belanja daring turut mendongkrak permintaan terhadap kemasan yang didesain khusus. Perusahaan telah menggunakan teknologi QR Code pada kemasannya. Penggunaan QR Code memungkinkan konsumen mengetahui proses produksi hingga barang sampai ke toko, promosi dari produsen, hingga kemudahan bagi perusahaan retail dan e-commerce dalam menghitung logistiknya.

(Baca: 14 Poin PP E-commerce, Atur Keamanan Data hingga Sengketa Konsumen)

Tidak Mematikan Toko Tradisional

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...