Konsumsi Tempe Turun, Impor Kedelai Menyusut

Michael Reily
20 September 2018, 10:09
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar pengaruhi harga jual kedelai.
Antara Foto / Raisan Al Farisi
Seorang pekerja sedang melakukan proses pembuatan tempe. Tingginya nilai tukar dolar berpotensi menyebabkan harga kedelai sebagai bahan baku tempe naik.

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) menyatakan penurunan impor kedelai disebabkan oleh faktor liburan panjang dan Lebaran yang menyebabkan pilihan makanan masyarakat bervariasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat, impor kedelai pada Januari hingga Agustus 2018 sebesar 1,6 juta ton, mengalami sedikit penurunan dibandingkan impor pada Januari sampai Agustus 2017 yang mencapai 1,9 juta ton. 

"Masyarakat lebih memilih daging dan ayam pada saat Ramadan kemarin," kata Ketua Akindo Yusan di Jakarta, Rabu (19/9).

Dia menjelaskan, impor kedelai sangat bergantung pada permintaan pengrajin tahu dan tempe dalam negeri. Meski ada penurunan, Akindo mengatakan stok kedelai yang ada di perusahaan importir dijaga pada level 150 ribu hingga 200 ribu ton.

(Baca : Rupiah Melemah, Harga Kedelai Ditargetkan Tetap Stabil)

Konsumsi kedelai tahunan dalam negeri diperkirakan sebesar 2,6 juta ton hingga 2,7 juta ton. "Prediksi saya tetap stabil angkanya pada tahun ini," ujarnya.

BPS mencatat impor kedelai pada Agustus 2018 sebesar 227 ribu ton, menurun dibandingkan Juli 2018 yang mencapai 288 ribu ton. Impor kedelai saat ini sekitar 90% dipasok dari Amerika Serikat (AS), disusul Kanada dan Malaysia.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengungkapkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak berpengaruh terhadap harga beli kedelai dari importir. Meski dolar menguat, harga kedelai semakin murah karena perang dagang AS dengan Tiongkok.

Menurutnya, kenaikan harga kedelai hanya terjadi di negeri tirai bambu karena Tiongkok mengenakan tarif yang tinggi untuk kedelai AS. "Biarpun dolar menguat tetapi harga kedelai internasional turun," kata Aip.

(Baca : Bulog akan Bangun 7 Gudang Kedelai Kapasitas 24.500 Ton)

Dia menuturkan pengrajin tahu dan tempe masih bisa membeli kedelai seharga Rp 7 ribu per kilogram,  relatif stabil sejak Mei 2018. Selain produksi kedelai menjadi tahu dan tempe, kenaikan ongkos produksi juga terdapat kenaikan pada komponen biaya pengemasan yang membuat biaya produksi meningkat. Alhasil, harga jual kedelai dari pengrajin kepada pedagang sebesar Rp 7.500 per kilogram.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...