Bank Dunia Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Hingga Akhir Tahun 2,4%

Rizky Alika
21 September 2018, 12:05
Kaum Hawa Cemaskan Kenaikan Harga Kosmetik Impor
Antara Foto /Oky Lukmansyah
Pembatasan kosmetik impor dikhawatirkan memicu kenaikan harga dan munculnya kosmetik ilegal.

Bank Dunia memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit / CAD) menyentuh level 2,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada pengujung tahun ini. Alasannya, akselerasi kinerja ekspor tetap kalah dibandingkan dengan pertumbuhan impor.

Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander mengatakan, proyeksi defisit transaksi berjalan 2,4% terhadap PDB tersebut mengindikasikan adanya pelebaran. Pasalnya, sepanjang tahun lalu CAD di posisi 1,7% terhadap PDB.

"Pelebaran CAD terjadi di tengah peningkatan harga minyak mentah dunia dan pertumbuhan investasi peralatan produksi yang memicu bertambahnya impor, termasuk impor barang setengah jadi," katanya, di Jakarta, Kamis (20/9).

Posisi defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua tahun ini mencapai 3,04% terhadap PDB atau setara US$ 8 miliar. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode kuartal pertama sebesar US$ 5,7 miliar.

(Baca juga: Risiko Investasi Indonesia Meninggi akibat Defisit Transaksi Berjalan)

Bank Dunia menyatakan, guna menahan defisit transaksi berjalan maka Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi asing (foreign direct investment / FDI). Sampai dengan pertengahan 2018, pertumbuhan investasi dimotori sektor manufaktur.

Upaya teranyar untuk menekan defisit transaksi berjalan dengan menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Impor. Kebijakan ini dinilai belum menunjukkan hasil maksimal dalam waktu dekat. Pendapat yang sama dilontarkan untuk kebijakan penundaan proyek-proyek yang tidak mendesak.

Frederico menilai bahwa dua kebijakan tersebut bahkan berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tapi, komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas dan risiko berbagai sektor usaha diyakini mampu mempertahankan laju perputaran roda perekonomian.

Menurutnya, pemerintah Indonesia memiliki reputasi yang baik dalam upaya menjaga kestabilan fundamental makroekonomi domestik. "Ini sebenarnya berkontribusi kepada kepercayaan investor," tutur Frederico. (Baca juga : Ekspor Turun, Neraca Dagang Agustus 2018 Defisit US$ 1,02 Miliar)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...