BTN Targetkan Akuisisi Manajemen Investasi Tuntas November 2018
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terus melakukan uji tuntas atau due diligence terhadap sejumlah perusahaan manajemen investasi (MI) yang bakal diakuisisi. Manajemen perusahaan mengatakan, perseroan membidik perusahaan MI yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta dalam radarnya.
"Rencana penyertaan Bank BTN masih berlanjut, khususnya (akuisisi) manajemen investasi. Saat ini masih proses due diligence. Masih negosiasi," kata Direktur Bank BTN Mahelan Prabantarikso kepada Katadata.co.id, Senin (1/10).
Sebelumnya, BTN menargetkan proses akuisisi perusahaan manajemen investasi ini rampung pada September 2018. Namun, proses uji tuntas rupanya membutuhkan waktu lebih lama sehingga BTN memperkirakan akuisisi ini dapat direalisasikan pada November 2018.
Pekan lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) resmi mengakuisisi 67% saham PT Danareksa Sekuritas dan 35% saham PT Danareksa Investment Management (DIM). Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, perusahaan sekuritas BUMN sebaiknya berada di bawah perbankan.
Ia mencontohkan, PT Mandiri Sekuritas yang merupakan anak usaha PT Bank Mandiri Tbk dan BNI Sekuritas yang merupakan anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Dengan memiliki saham mayoritas di Danareksa Sekuritas, BRI bisa memperkuat layanan perbankan dan jasa keuangan yang diberikan kepada nasabahnya.
Dengan selesainya akuisisi BRI terhadap Danareksa Sekuritas dan DIM, terbuka kemungkinan bagi BTN untuk mengambil alih PT Bahana TCW Investment Management maupuan PT Bahana Sekuritas, anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
(Baca: BRI Akuisisi Dua Anak Usaha Danareksa Senilai Total Rp 819 Miliar)
Mahelan mengungkapkan, perusahaan manajemen investasi yang akan diakuisisi tidak harus berstatus BUMN atau anak usahanya. Perusahaan juga menjajaki perusahaan manajemen investasi swasta. "Nanti pada saatnya akan diumumkan (nama perusahaannya)," kata Mahelan.
Perusahaan manajemen investasi ini rencananya akan mengeluarkan produk-produk yang dibutuhkan oleh nasabah prioritas BTN. Selain itu, aksi korporasi bank plat merah ini, dimaksudkan untuk menggarap potensi pendanaan jangka panjang, setelah beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).
Direktur Utama BTN Maryono pernah mengatakan, entitas bank diberikan dua opsi pilihan untuk mengelola dana BP Tapera tersebut, yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi. Dari hasil kajian bisnis, pihaknya memutuskan untuk mengambil opsi kedua.
"Ini sebagai salah satu langkah kami mengamankan sumber pembiayaan jangka menengah-panjang, termasuk yang bersumber dari Tapera,” ujar Maryono dalam keterangan resmi, Rabu (11/7) lalu.
Rencana pertumbuhan non-organik ini juga dilakukan mengingat prospek perusahaan yang semakin cerah usai relaksasi loan-to-value (LTV) di sektor perumahan yang ditetapkan Bank Indonesia (BI). “Kebijakan tersebut menjadi keuntungan bagi Bank BTN dengan core business pembiayaan perumahan,” kata Maryono.