Pembangunan Smelter Belasan Perusahaan Tambang 'Jalan di Tempat'

Image title
2 Oktober 2018, 12:12
Pabrik baja
Arief Kamaludin | Katadata
ilustrasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat dari 17 perusahaan hanya tiga yang mengalami kemajuan dalam pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter). Progres ini terhitung sejak 5 September 2018 hingga 30 September 2018.

Jika merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 pasal 93, perusahaan tambang wajib melakukan pengolahan dan pemurnian. "Walaupun di dalam penegasannya tidak hanya membangun sendiri, tapi bisa bekerjsama," kata Direktur Jendral Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, di Jakarta, Senin (01/10).

Perusahaan yang sudah mengalami perkembangan dalam pembangunan smelter yaitu PT Smelting, PT Toshida Indoneisa, dan PT Surya Saga Utama. Kemajuan itu bervariasi.

Adapun smelter milik PT Smelting ini dibangun PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Lokasi pabrik di Gresik, Jawa Timur. Smelting merupakan penghasil lumpur anoda. Hingga 30 September 2018, pembangunan smelter sudah mencapai 4,83%. Padahal, per 5 September 2018 hanya 4,63%.

Smelter lainnya yang mengalami kemajuan pembangunan adalah miliki PT Toshida Indonesia. Smelter ini dibangun Perusahaan Smelter PT Asia Mining di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Toshida merupakan penghasil nikel. Per 30 Septmber bertambah menjadi 8,1 persen dari sebelumnya 2,8 persen.  

Smelter PT Surya Saga Utama pun mengalami kemajuan dari sebelumnya 39,44% menjadi 41,14%. Smelter ini dibangun PT Surya Saga Utama di Bombana, Sulawesi Tenggara. Surya Saga Utama adalah penghasil nikel.

Di sisi lain ada beberapa perusahaan yang belum mengalami kemajuan dalam pembangunan smelter. Salah satunya pabrik milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang dibangun sendiri di Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat.

Sejak 5-30 September 2018, pembangunan smelter masih 10,10%. Pembangunan fisik pun belum ada. "PT Amman sudah diberikan draf teguran, setelah itu Amman menyampaikan laporannya, progres fisiknya masih 0 persen," kata Bambang.

Smelter lainnya yang tidak ada kemajuan adalah milik PT Freeport Indonesia di Gresik. Smelter perusahaan penghasil konsentrat ini sejak awal hingga akhir September pembangunan smelter hanya 2,508%. Sedangkan pembangunan fisik masih belum dilakukan.

Menurut Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama, pembangunan fisik smelter menunggu kepastian Izin Usaha Pertambangan Khusus hingga 2041 keluar. "Progres ada, tapi kalau untuk pemangunan fisik menunggu,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...