Proyek Petrokimia Kelas Dunia Dibangun di Jawa Barat
PT Pertamina (Persero) menggandeng CPC Corporation, Taiwan menggarap proyek petrokimia di kawasan Kilang Balongan, Jawa Barat. Kerja sama ini dituangkan dalam kesepakatan kerja sama yang diteken di Forum IMF-World Bank 2018 di Bali.
Dengan kerja sama itu, kedua perusahaan tersebut akan mengembangkan naptha cracker kelas dunia dan membangun unit turunannya di sektor hilir. Pabrik ini akan menghasilkan Propylene, Polyethylene dan Butadiene.
Nilai proyek ini mencapai US$ 6,5 Miliar atau Rp 97,5 triliun. Proyek anyar ini diproyeksikan akan beroperasi pada 2026 mendatang.
Dalam menggarap proyek itu, Pertamina dan CPC juga membuka peluang bagi perusahaan lain yang ingin bergabung. Nantinya kedua perusahaan akan membentuk perusahaan patungan dan tidak menutup kemungkinan untuk menggandeng pemain hilir potensial lainnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan sebelum pengerjaan proyek akan dilakukan kajian awal untuk menilai kelayakannya. Kajian tersebut akan memakan waktu sekitar 3-6 bulan ke depan. Adapun kapasitas proyek itu sebesar 1 juta ton per tahun.
Pembangunan pabrik ini juga bagian dari pembenahan kilang minyak yang ada di Balongan. Alasannya, ke depan, perusahaannya harus memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) berstandar Euro 4 dan 5. “Kami juga bangun integrasi petrokimia plant-nya," kata Nicke di Bali, Kamis (11/10).
(Baca: Pertamina Mulai Fokus Garap Pabrik Petrokimia)
Di tempat yang sama, Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif mengatakan jika proyek tersebut layak, maka untuk kontruksi pabrik petrokimia tersebut memakan waktu sekitar empat sampai lima tahun."Jadi itu harapannya kalau kajiannnya enam bulan selesai, kami lanjutkan ke proses selanjutnya,” ujar dia.