BKPM Sebut Investasi Sektor Peternakan di Indonesia Masih Minim
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Indonesia masih berpeluang besar menarik investasi di sektor peternakan. Hal itu muncul seiring dengan besarnya potensi pemenuhan kebutuhan pangan berbasis protein hewani seperti daging, susu, dan telur.
Deputi Kerja Sama Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaya Soedibjo menuturkan, investasi sektor peternakan masih relatif kecil. Investasi peternakan saat ini hanya 0,32% dari total Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2017. Sedangkan penanaman modal asing subsektor peternakan juga baru sebesar 0,48% dari seluruh Penanaman Modal Asing (PMA).
"Butuh skema kemitraan untuk mendorong generasi muda untuk menjadi wirausahawan dan menciptakan solusi inovatif dengan penyediaan akses yang lebih besar untuk pengetahuan dan jaringan pada sektor peternakan," kata Wisnu di Jakarta, Selasa (16/10).
(Baca: Pengusaha Sapi Potong Sebut Sulit Bersaing dengan Daging Impor)
Indonesia saat ini sudah bermitra dengan Australia untuk program pengembangan keterampilan, termasuk program ternak dan kursus pembiakan serta pengelolaan sapi secara profesional. Keterlibatan pemuda terus didorong untuk mengembangkan solusi kreatif dan mengatasi masalah sektor peternakan.
Konselor Pertanian Kedutaan Besar Australia di Indonesia, George Hughes, mengungkapkan Australia memberikan bantuan sebesar AU$ 10 ribu hingga AU$ 15 ribu untuk setiap proposal. Secara total, sejak 2015 pemerintah Australia telah mengalokasi dana untuk program pengembangan keterampilan dan transfer pengetahuan sebesar AU$ 6,5 juta.