Empat Pendiri Startup Indonesia Kuliah di Kampus Alibaba
Empat puluh pendiri perusahaan rintisan dari 11 negara terpilih menjadi angkatan kedua Kelas Asia dari eFounders Fellowship. Ada empat perwakilan Indonesia dalam program hasil kerja sama The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan Alibaba Business School ini.
Mereka akan mengikuti program intensif selama 14 hari di Tiongkok untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman langsung seputar e-commerce serta inovasi-inovasi terbaru dari seluruh dunia.
“Kami menilai kemitraan kami bersama Alibaba Business School dalam kegiatan eFounders adalah sebuah model kemitraan yang sukses untuk memenuhi tujuan global,” kata Arlette Verploegh, Koordinator program eFounders Fellowship di UNCTAD dalam siaran pers, Rabu (7/11).
Program ini juga menjadi salah satu bentuk komitmen Jack Ma, Executive Chairman dan pendiri Alibaba Group serta penasihat khusus untuk UNCTAD, untuk membina 1.000 pengusaha dari negara berkembang dalam lima tahun mendatang.
(Baca juga: Jack Ma Akan Bangun Kampus Startup di Indonesia)
Para peserta dari Singapura, India, Bangladesh, dan Myanmar akan bergabung dengan rekan-rekan mereka dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Pakistan. Mereka terpilih dari 300 pendaftar dan mewakili berbagai industri termasuk e-commerce, logistik, teknologi finansial, pariwisata, dan big data.
Keempat pengusaha asal Indonesia yang terpilih adalah:
- Agung Bezharie dariWarung Pintar, perusahaan penyedia teknologi retail mikro yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi di level akar rumput dengan memberikan akses kepada pengusaha kecil.
- Mario Ronaldo Andrew Mawikeredari Bizzy Indonesia, sebuah marketplace digital yang memberikan akses kepada penyediaan keperluan operasional kantor untuk pelaku bisnis lainnya.
- Rade Tampubolon dari Sociabuzz.com, marketplace yang menghubungkan para pekerja kreatif atau influencer dengan para pelaku bisnis.
- Victor Jia Hap Liewdari Xfers Pte. Ltd, penyedia layanan pembayaran melalui kartu kredit atau internet perbankan, memberikan masyarakat akses kepada sistem pembayaran digital.
Setelah lulus, mereka akan menjadi anggota eFounders Fellows, sebuah komunitas pengusaha muda eksklusif yang bertujuan untuk mendorong transformasi digital di negara mereka.
Sebelumnya, eFounders Fellowship telah menjalankan tiga kelas. Kelas pertama terdiri dari 24 pengusaha dari Afrika, kelas kedua dengan 37 pengusaha dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, dan kelas ketiga dengan 29 pengusaha dari Afrika.
(Baca juga: Alibaba Akan Jual Indomie hingga Kopi Kapal Api di Tiongkok)
Pada bulan Maret 2018, sembilan pengusaha rintisan dari Indonesia telah menjadi angkatan pertama dari Asia di program eFounders Fellowship. Mereka mewakil berbagai industri seperti e-commerce, teknologi finansial, logistik, dan pariwisata.
“Kami sangat senang dapat melanjutkan visi kami untuk mendukung para pengusaha digital dan komunitas dari berbagai belahan dunia termasuk dari Asia,” kata kata Brian A. Wong, Vice President of Alibaba Group, yang mengepalai inisiatif global Alibaba Group seperti eFounders Fellowship.
Menurutnya, komunitas eFounders Fellowship akan semakin berkembang seiring dengan masuknya anggota-anggota baru. “Kami juga telah melihat berbagai dampak positif yang dilakukan komunitas ini di masing-masing negara.”
Program eFounders Fellowship mencerminkan misi Alibaba untuk mengembangkan pengusaha kecil dan menengah agar dapat bersaing di kancah internasional. Program ini diumumkan pertama kali pada 2017 saat Jack Ma mengunjungi benua Afrika bersama dengan Dr Mukhisa Kituyi, Sekretaris Jendral UNCTAD.