Telkom Dikabarkan Ikut Suntik Go-Jek Lebih dari Rp 7 Triliun
Perusahaan telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dikabarkan akan ikut menyuntikkan modal ke perusahaan penyedia layanan on-demand PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Go-Jek. Ini bagian dari proses penggalangan modal baru Go-Jek seiring dengan langkah ekspansi bisnis unicorn tersebut ke empat negara di Asia Tenggara.
Berdasarkan sumber Katadata.co.id modal yang akan disuntikkan Telkom ke Go-jek tidak kurang dari US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,35 triliun. Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo saat dimintai konfirmasi belum mau berkomentar mengenai kabar tersebut. "Maaf, belum bisa kami informasikan," kata dia kepada Katadata, Kamis (15/11).
Kabar ini pun disiarkan media Strait Times yang menyebut Telkom sudah melakukan pembicaraan dengan Go-Jek terkait pembelian saham tersebut. "Pembicaraan dilakukan saat Go-Jek mengumpulkan kekuatan untuk memperluas di Asia Tenggara," demikian dikutip dari Straits Times.
Isu investasi ini muncul di tengah upaya Go-Jek menjajaki pendanaan baru senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29,6 triliun. Tambahan pendanaan ini untuk menopang rencana ekspansi Go-Jek ke empat negara, yakni Vietnam, Thailand, Filipina, dan Singapura.
Go-Jek memang sudah masuk di Vietnam dengan nama Go-Viet dan di Thailand melalui GET. Pekan lalu, Go-Jek juga sudah membuka pendaftaran bagi calon mitra pengemudi Go-Car di Singapura.
(Baca: Gandeng Telkom, Kemenhub Siapkan Aplikasi Tandingan Go-Jek dan Grab)
Oktober lalu, Go-Jek dikabarkan telah mendapat komitmen tambahan investasi senilai US$ 1,2 miliar dari investor lama yakni Tencent Holdings Ltd, Google, dan JD.com Inc. Jika terealisasi, tambahan modal ini akan menambah valuasi Go-Jek hingga mencapai US$ 9 miliar, atau sekitar Rp 136 triliun.
Di satu sisi, Telkom memang sudah berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membuat platform transportasi online, seperti Go-Jek dan Grab. "Ini baru tahap diskusi awal dengan Kemenhub. Belum ada plan (rencana) yang bisa kami sampaikan," kata Direktur Digital dan Startegic Portofolio Telkom David Bangun kepada Katadata, beberapa waktu lalu (20/9).
David mengatakan, diskusi tahap awal ini belum bisa disampaikan kepada publik. Hal itu bukan karena takut persaingan bisnis, namun hal itu karena diskusinya masih sangat dini. Diskusi tersebut, menurut David, belum memasuki tahapan obrolan mengenai pendanaan soal aplikasi ini.
(Baca: Go-Jek Dikabarkan Hadir di Singapura Akhir Bulan Ini)