Rupiah 14.500 per Dolar, Menteri Darmin: Masih Bisa Menguat

Rizky Alika
28 November 2018, 19:24
Infografik Raksasa
Donang Wahyu|KATADATA
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan posisi rupiah saat ini sudah terlalu murah. Seharusnya, rupiah bisa lebih perkasa daripada posisi saat ini yang masih bertengger di level 14.500 per dolar Amerika Serikat.

Penguatan rupiah dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan hal itu. Sejumlah ekonom menilai fundamental mata uang garuda semestinya di posisi 14.100 – 14.200 per dolar. Bahkan ada yang menaruh di angka 13.800. “Jadi, tidak peru ditanya (posisi fundamental rupiah), tapi masih ada ruang untuk menguat,” kata Darmin di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

(Baca: Jaga Rupiah dan Inflasi, BI Lanjutkan Kebijakan Antisipatif di 2019).

Walau masih ada ruang untuk memperkuat rupiah, pemerintah tidak dapat terus menerus mendorong penguatan rupiah secara habis-habisan. Yang penting, kata Darmin, sudah ada arus dana masuk (capital inflow) ke beberapa portofolio seperti surat utang negara (SUN) atau pasar modal sehingga berdampak pada penguatan mata uang Indonesia.

Efek lanjutnya, defisit transaksi berjalan diharapkan dapat tertutup oleh surplus transaksi modal dan finansial. “Yang harus kita lakukan adalah mengeluarkan kebijakan untuk membuat konfiden,” ujar Darmin. (Baca juga: Jokowi: BI Tunjukkan Taringnya dengan Menaikkan Suku Bunga Acuan).

Sementara itu, ekonom dari INDEF Faisal Basri mengatakan rupiah akan menguat dalam jangka pendek. Namun, mata uang ini bakal kembali pada posisi 15.000 per dolar dalam jangka panjang lantaran masih ada potensi transaksi berjalan mengalami defisit. “Tahun depan jangka menengah, 99 persen rupiah akan melemah,” ujarnya.

Menurut dia, defisit transaksi berjalan mencerminkan daya saing suatu negara. Sebab, produktivitas dapat terlihat dari neraca tersebut. Adapun perbaikan defisit dapat berlangsung dalam jangka panjang. 

Kebijakan Bank Indonesia yang mengerek bunga acuan memang menarik dana investor masuk ke Tanah Air sehingga  membawa dampak positif terhadap penguatan rupiah. Namun, menurut Faisal, kenaikan rupiah tersebut lebih karena uang yang datang, bukan karena investor percaya sama Indonesia. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...