Air Asia dan Sinar Mas Investasi ke Platform Chat Bisnis Thailand
Startup pengembang platform komunikasi dan kolaborasi bisnis asal Thailand, Eko mengumumkan pendanaan seri B senilai US$ 20 juta atau Rp 290 miliar. Pendanaan itu dipimpin Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), diikuti oleh investor lain, RedBeat Ventures milik AirAsia; East Ventures; dan Gobi Partners.
Founder dan CEO Eko, Korawad Chearavanont mengatakan, tambahan modal ini akan digunakan untuk ekspansi pasar ke Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). "Ekonomi Eropa tujuh kali lebih besar dibanding Asia Tenggara. Sementara AS hampir sama dengan Eropa," ujarnya dikutip dari Tech In Asia, Selasa (27/11).
Menurutnya, banyak perusahaan di tiga pasar tersebut yang membutuhkan perangkat lunak berbentuk layanan (Software as a Service/SaaS). Untuk itu, ia optimistis perusahaannya bakal lebih cepat berkembang dengan masuk ke tiga pasar itu.
Korawad menyatakan, pendapatan Eko meningkat tiga kali lipat sejak terakhir mendapat suntikan modal dari perusahaan properti Jepang, Itucho pada 2017 lalu. Sebagai informasi, Korawad merupakan keluarga dari konglomerat bisnis Chearavanont di Thailand, memimpin Charoen Pokphand Group.
(Baca juga: Pasca Masuk Bursa Saham, DIVA Siap Ekspansi ke Arab Saudi dan ASEAN)
Adapun Eko menyediakan SaaS, seperti Achanto, Slack, Microsoft Teams, atau Facebook Workplace. Namun, Eko mengklaim layanannya berbeda karena menawarkan harga yang sesuai dengan efektivitas. Eko juga fleksibel karena mengintegrasikan berbagai macam alat menggunakan Application Programming Interface (API), serta menjaga keamanan dan kerahasiaan data.
Selain itu, alur kerja aplikasi Eko pun menggunakan berbagai fitur. Fitur itu di antaranya sistem penugasan, tanda tangan digital hingga fasilitas untuk keperluan audit. Solusi Eko didesain untuk memfasilitasi beragam jenis bisnis, mulai dari perhotelan, ritel, korporasi, konstruksi hingga bidang kesehatan.
