Menko Darmin Lihat Peluang Inflasi Sentuh 2% Tahun Ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melihat potensi inflasi menyentuh level 2% tahun ini, atau mirip realisasi sembilan tahun lalu di 2009. Hal itu dengan melihat perkembangan inflasi yang sebesar 2,50% sepanjang Januari-November (year to date), dan 3,23% secara tahunan (year on year).
"Kalau tahun lalu sekitar 3,5%, kalau inflasi tahun ini adalah 3% bisa kurang bisa lebih sedikit. Kalau saya masih kurang sedikit,” kata dia di Hotel Ritz-Carlton di Jakarta, Senin (3/12). Proyeksi Darmin ini di bawah proyeksi terakhir Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yakni 3,2%.
Optimisme capaian inflasi rendah juga disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Meskipun, ia masih menyebut perkiraan pemerintah 3,2%. "Perkiraan 3,2% sesuai dengan Presiden. Inflasi masih di dalam range APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2,5-4,5%," kata dia.
Menurut dia, perkembangan inflasi sejauh ini menunjukkan stabilitas harga masih solid. Adapun dalam empat tahun terakhir, inflasi terjaga pada kisaran 3%. Secara rinci, inflasi mencapai 3,35% pada 2015, sebesar 3,02% pada 2016, dan 3,61% pada 2017.
Sebelumnya, inflasi tercatat bergejolak tinggi, setelah sempat menyentuh level 2% pada 2009. Inflasi tercatat sebesar 6,96% pada 2010, sebesar 3,79% pada 2011, lalu 4,3% pada 2012, sebesar 8,38% pada 2013, dan 8,36% pada 2014.
(Baca juga: Jaga Rupiah dan Inflasi, BI Lanjutkan Kebijakan Antisipatif di 2019)
Sri Mulyani menilai positif inflasi tahun ini yang masih terjaga meskipun di tengah gejolak harga minyak dan nilai tukar rupiah. "Ini artinya Indonesia punya kemampuan jaga stabilitas harga," ujarnya. Ia menambahkan, terjaganya inflasi juga merupakan bentuk kredibilitas dari kebijakan moneter dan dari sektor riil.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulanan sebesar 0,27% pada November. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tercatat sebesar 2,5% (year to date) dan 3,23% (year on year). Penyumbang utama inflasi November yakni dari kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,10%.
(Baca juga: Banyak Acara Pemerintah, Inflasi November 0,27% Terkerek Tiket Pesawat)
Bahan pangan juga menyumbang inflasi. Kenaikan harga beras menyumbang inflasi sebesar 0,03%. Sementara kenaikan harga bawang merah berkontribusi pada inflasi 0,04%. Namun, beberapa bahan pangan lainnya seperti cabai merah, daging ayam ras, buah, dan minyak goreng tercatat mengalami penurunan harga sehingga menyumbang deflasi.