Pemilik Jaringan Erafone Targetkan Buka 300 Gerai Tahun Depan
Perusahaan retail dan distribusi perangkat elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) berencana untuk menambah 300 toko pada 2019. Penambahan gerai baru tersebut rencananya akan difokuskan pada wilayah perkotaan lapis kedua.
"Erajaya berharap kita menambah 300 toko, yang berarti setiap hari akan buka satu," ujar Director of Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada, Djatmiko Wardoyo, usai penjualan perdana seri iPhone X terbaru di iBox Central Park Mall, Jakarta, Jumat (14/12).
Secara total, Erajaya saat ini tercatat memiliki 940 ritel yang masuk dalam dua kategori yaitu mono-brand dan multi-brand.
(Baca: iPhone XS, XS Max dan XR Dijual Mulai Rp 20 Jutaan)
Mono-brand merupakan gerai ritel Erjaya yang menjual satu macam brand, misalnya iBox untuk penjualan perangkat gadget merek Apple. Selain iBox, Erajaya juga memiliki 90 Samsung Experience Store khusus unutk produk Samsung, dan 24 Mi Store khususus untuk produk Xiaomi.
Sedangkan pada gerai multi-brand, Erajaya memiliki gerai retail termasuk Erafone, Urban Republic dan ritel yang bekerjasama dengan operator, seperti Oredoo, Telkomsel dan XL.
Djatmiko mengatakan dalam pengembangan gerainya, Erajaya akan agresif dalam pengembangan ritel di kota-kota lapis kedua dan ketiga, seperti Sukabumi, Garut, Ciamis, Purwokerto, Purwakarta, Jember dan Banyuwangi.
"Kita tetap akan agresif terutama dalam pengembangan ritel, ritel Erajaya tahun depan akan sangat fokus terutama pengembangan di kota-kota lapis kedua dan ketiga," kata dia.
Sedangkan mengenai ekspansinya ke platform online, Djatmiko mengatakan bahwa telah mengikuti arus tren tersebut dengan memiliki Erafone.com yang juga hadir dalam sejumlah marketplace online.
Di luar itu, dia juga menyebut perusahaan telah mengembangkan konsep online to offline, offline to online (O-to-O) . Omni-channel ini lah, yang menurut Djatmiko, akan terus diperkuat Erajaya.
(Baca juga: Berkah Perang Dagang, Perakit iPhone akan Pindahkan Pabrik ke Batam)
Sistem online to offline akan memungkinkan orang untuk berbelanja secara online dan mengambil barang pesanan di toko retail Erajaya terdekat, sebaliknya offline to online akan memungkinkan calon pembeli untuk mencoba perangkat di toko retail untuk kemudian memesan secara online.
"Sejak Mei kita luncurkan, kuartal empat secara agresif mencoba melakukan itu. Sejauh ini, dari hasil mengikuti Harbolnas, hype-nya cukup bagus," ujar Djatmiko.