Dipercepat, Kominfo Siap Rilis Aturan 5G Tahun Ini
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan merilis kebijakan terkait teknologi 5G pada tahun ini. Pembahasan regulasi tersebut dipercepat karena beberapa operator sudah mulai melakukan uji coba teknologi ini.
"Tahun ini sudah harus keluar kebijakannya," kata Menteri Kominfo Rudiantara di Hotel Mulia, Rabu (9/1). "Kami ikuti standar internasional, ada (frekuensi) 2,5 sekian (Ghz). Ada beberapa alternatif."
Kecepatan internet dengan teknologi 5G bisa 15 kali lebih cepat dibanding generasi sebelumnya. Namun, menurutnya biaya pengadaan layanan 5G relatif mahal. Untuk itu, perlu ada strategi khusus supaya pemanfaatan teknologi ini lebih efisien. "Saya sudah diskusi dengan Menteri Perindustrian," ujarnya.
PT Indosat Tbk misalnya, sudah menyiapkan base transceiver station (BTS) dengan layanan 5G di DKI Jakarta. Perseroan memperkirakan ekosistem teknologi ini terbangun masif mulai pertengahan 2019 atau awal 2020.
(Baca: Layanan 5G dan Virtual Reality Bakal Jadi Tren Teknologi 2019)
Division Head Network Optimization Indosat Ooredoo Joko Riswadi permintaan layanan 5G Indosat masih terbatas datang dari korporasi. Pelanggan di segmen ini memanfaatkan 5G untuk Internet of Things (IoT) maupun virtual reality (VR) yang menuntut kecepatan data tinggi. "Konsumen (individu) belum butuh," ujar dia.
Secara keseluruhan, Indosat mengaku siap menyediakan layanan 5G. "Layanan ini pasti tidak menunggu semua investasi 4G selesai. Kami akan masuk di satu momen yang tepat. Kami sudah mulai 5G di beberapa klaster," kata Joko.
Operator lain, seperti PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT XL Axiata Tbk juga sudah mulai menyediakan 5G. Pada Agustus 2018, Telkomsel menguji coba layanan ini dengan kecepatan 16 Gbps sedangkan XL mencapai 20 Gbps.