Temani Pengobatan Ibu Ani, SBY Setop Berpolitik Untuk Sementara
Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dipastikan akan berhenti sementara dari dunia politik. SBY memilih menemani pengobatan istrinya yakni Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) yang menderita kanker darah.
Anggota Direktorat Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean, mengatakan tidak akan ada pernyataan politik dari Ketua Umum partai Demokrat itu dalam waktu dekat-dekat ini. "Pesan beliau ke kami seperti itu," kata Ferdinand di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).
(Baca juga: Tim Dokter Kepresidenan Ikut Tangani Ani Yudhoyono di Singapura)
Meski demikian, Yudhoyono tetap memberi pesan kepada Prabowo agar menjaga politik Indonesia tetap beradab, santun, dan baik. Apalagi menurutnya acapkali rombongan pasangancalon presiden dan wakil presiden nomor 02 mendapat sambutan berbeda oleh pendukung lawan. "Kalau untuk tema (debat) pak SBY tidak menyampaikan pesan khusus," kata dia.
Kehadiran fungsionaris SBY dalam debat kedua diwakili beberapa politikus Demokrat seperti Syarief Hasan, Amir Syamsuddin, hingga Andi Timo Pangerang. Ferdinand menjelaskan masing-masing partai pengusung paslon 02 mendapat jatah tujuh undangan. "Ada beberapa (undangan) yang terkait dengan topik," kata Ferdinand.
Ani Yudhoyono menjalani medical treatment di Singapura sejak 2 Februari 2019 atas dasar rekomendasi tim dokter kepresidenan Indonesia.
(Baca: SBY Minta Demokrat Tak Diganggu dalam Pemilu 2019)
Melalui pesan di youtube, SBY menyatakan terima kasih kepada Jokowi dan pemerintah Indonesia, khususnya tim dokter kepresidenan. Ia juga mengucapkan terima kasih untuk para sahabat dan masyarakat yang sudah memberikan ucapan dan doa untuk kesembuhan istrinya, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
"Saya dan Ibu Ani meminta maaf karena tidak dapat menghadiri kegiatan yang diselenggarakan berbagai pihak yang sedianya saya penuhi. Sebagai seorang suami, saya harus mendampingi Ibu Ani dalam menghadapi cobaan ini," kata SBY dalam video berdurasi 4 menit 24 detik itu.
