Anjlok di Survei Kompas, Jokowi Minta Kader dan Relawan Lebih Militan
Calon presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mendorong seluruh kader partai politik pengusung dan relawan bekerja lebih militan. Dalam survei teranyar Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin tercatat sebesar 49,2%, sedangkan Prabowo-Sandiaga sebesar 37,4%. Padahal pada survei yang sama Oktober 2018 lalu pasangan calon nomor urut 01 tersebut memiliki elektabilitas sebesar 52,6%.
Jokowi menilai hasil survei yang menunjukkan penurunan dapat mendorong para kader dan relawan lebih keras berupaya. "Malah memicu seluruh relawan dan kader kerja lebih militan," kata Jokowi usai pembekalan calon anggota legislatif PDI Perjuangan Jakarta di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/3).
(Baca: Dua Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Jelang Pilpres)
Jokowi juga mengatakan lebih dari 10 survei digunakan pihaknya untuk evaluasi perbaikan kubu 01. Dia berharap setelah ada koreksi maka mesin politiknya dapat bekerja lebih baik di sisa waktu yang ada hingga hari pencoblosan.
"Survei kami lihat sebagai bahan koreksi," kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Berkebalikan dengan hasil survei Jokowi-Ma'ruf, suara kubu Prabowo-Sandi mengalami kenaikan elektabilitas. Pada Oktober 2018, Prabowo-Sandiaga Uno mendapat elektabilitas sebesar 32,4%. Namun dalam survei Maret 2019, rasio keterpilihan pasangan ini meningkat jadi 37,2%.
Hoaks Pengaruhi Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Garda Maharsi, mengatakan pihaknya akan intensif berkampanye menyapa masyarakat secara langsung atau door to door dalam 25 hari ke depan.
"Jika sebelumnya kami lebih cenderung mengangkat platform, kemudian mengkapitalisasi dengan metode kampanye tatap muka, sekarang menjadi dari pintu ke pintu," kata Garda.
Garda mengatakan, upaya ini dilakukan untuk menggaet potensi basis pemilih akar rumput di beberapa daerah. Menurut Garda, ada pemilih akar rumput di beberapa daerah yang saat ini tak mendukung Jokowi-Ma'ruf karena terpapar oleh isu hoaks dan ujaran kebencian.
(Baca: Tim Jokowi Optimistis Prabowo Sulit Kejar Elektabilitas dalam Sebulan)
Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), rata-rata ada 6% masyarakat yang percaya hoaks berbasis identitas kepada Jokowi-Ma'ruf. Menurut Garda, hoaks dan ujaran kebencian tersebut dilakukan secara sistematis.
"Kami terpaksa menurunkan juga pasukan untuk menjawab (hoaks dan ujaran kebencian) itu," kata Garda.
Selain kampanye door to door, TKN juga akan memanfaatkan kampanye rapat umum untuk menggalang suara. Model kampanye itu akan membawa beberapa isu yang berfokus pada generasi muda.
Garda berharap kampanye rapat umum dapat menarik dukungan dari pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) saat ini.
Menurut Garda, undecided voters saat ini didominasi oleh generasi muda. "Lewat kampanye rapat umum itu kami akan konsolidasikan generasi muda ke depan," kata Garda.
(Baca: Elektabilitas Turun, Jokowi Dorong Pendukung Terjun ke Masyarakat)