Pendapatan Huawei Naik 25%, Meski Dilanda Isu Keamanan di AS

Cindy Mutia Annur
1 April 2019, 11:36
Huawei
ANTARA FOTO/REUTERS/WOLFGANG RATTAY
Logo perusahaan Tiongkok Huawei Technologies

Perusahaan telekomunikasi asal Tiongkok Huawei Technology melaporkan kenaikan pendapatan hingga 25 persen, meski dilanda isu keamanan di Amerika Serikat (AS). Tercatat, Huawei memperoleh pendapatan sebesar US$ 107,1 miliar atau sekitar Rp 1.498 triliun pada 2018, meningkat dari tahun sebelumnya US$ 98,3 miliar.

Huawei mengungkapkan pertumbuhannya dipengaruhi pengembangan teknologi chip dan layanan cloud. Meski berada di pusat pengawasan global, Huawei diklaim unggul di pasar teknologi, bahkan mengalahkan perusahaan Apple.

Pemerintah AS tengah melakukan kampanye untuk memblokir perusahaan tersebut dalam memasok jaringan seluler generasi kelimanya (5G). Namun, salah satu perwakilan Huawei Guo Ping mengaku sangat optimistis dengan pertumbuhan bisnis perusahaannya dalam layanan 5G.

(Baca: Kembangkan Layanan 5G, Huawei Gandeng 22 Operator Global)

"Masa depan industri telekomunikasi terletak pada peluang yang ditawarkan oleh 5G dan generasi mendatang dalam menyediakan teknologi untuk industri lain,” ujarnya seperti yang dilansir Bloomberg, beberapa waktu lalu. 

Huawei kini berada di antara pemerintah AS dan negara lainnya yang berupaya mendorong perkembangan 5G. Namun, negara-negara yang menyumbang lebih dari 40 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia telah merangkul Huawei, sehingga tidak mungkin membatasi vendor Tiongkok tersebut.

Huawei pun dengan tegas membantah klaim bahwa peralatan dan teknologinya digunakan pemerintah Tiongkok untuk aktivitas mata-mata atau spionase. Meski demikian, pemerintah AS masih melarang penggunaan teknologi tersebut. Guo menyatakan akan secara tegas membela kepentingan perusahaan dan negaranya di pengadilan. "Kami memiliki bukti untuk menunjukkan poin kami,” ujarnya.

(Baca: Penjualan Produknya Dibatasi, Huawei Gugat Pemerintah AS)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...