Lippo Cikarang Targetkan Penjualan Rp 1 Triliun Tahun Ini
PT Lippo Cikarang Tbk. menargetkan bisa mengantongi penjualan atau marketing sales senilai Rp 1 triliun tahun ini. Dari angka patokan tersebut, Rp 625 miliar berasal dari bisnis milik Lippo Cikarang, sedangkan sisanya Rp 375 miliar dari proyek yang dikerjakan dengan skema joint operation atau kerja sama operasi (KSO).
Direktur Lippo Cikarang Hong Kah Jin menjelaskan, target marketing sales dari proyek KSO yaitu Kawasan Industri Delta Silicon 8 (DS8) dengan target Rp 300 miliar dan Orange County Resindensial Rp 75 miliar. Sedangkan target dari bisnis milik Lippo sebesar Rp 477 miliar berasal dari properti residensial.
(Baca: Demi Meikarta Fase 1 Selesai di 2019, Lippo CIkarang Akan Rights Issue)
"Selain dari residensial sebesar Rp 477 miliar, total marketing sales Lippo Cikarang sebesar Rp 625 miliar bakal dikontribusi oleh sektor komersial senilai Rp 43 miliar dan industrial Rp 105 miliar," kata Hong ketika ditemui di Jakarta, Kamis (18/4).
Target ini sebenarnya turun sedikit dibandingkan dari realisasi tahun lalu. Pada 2018, mereka mengantongi marketing sales Rp 1,04 triliun. Total nilai dari Lippo Cikarang, tanpa menghitung proyek KSO tahun ini, turun dari Rp 1,02 triliun menjadi ditargetkan Rp 625 miliar. Namun, tahun lalu, mereka tidak mengantongi penjualan dari dari KSO DS8, sedangkan tahun ini dipatok mendapat Rp 300 miliar.
Selain itu, kata Hong, Lippo Cikarang berharap dapat memperoleh laba bersih tahun ini 40 % dari total pendapatan perusahaan. Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara pasti target laba bersih mereka dan pendapatan tahun ini.
(Baca: Langkah Pamungkas Grup Lippo Keluar dari Masalah Utang dan Likuiditas)
Sebagai informasi, tahun lalu perusahaan yang berkode emiten LPCK ini mengantongi laba bersih Rp 2,15 triliun, tumbuh hingga hampir lima kali dari capaian 2017 sebesar Rp 366,76 miliar. Lonjakan tersebut, ditopang oleh pembukuan dari konsolidasi anak perusahaannya yaitu PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) serta penjualan ruko dan lahan komersial.
"Senilai Rp 400 miliar," ujar Hong. "Ada konsolidasi laporan MSU, record sales gain-nya sehingga peningkatannya besar sekali." Ada pun, tahun lalu, pendapatan yang mereka kantongi senilai Rp 2,2 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh hingga 47,18% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,5 triliun.