Merosot 1,28% Pekan Lalu, IHSG Hari ini Diprediksi Rebound
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot sepanjang dua hari terakhir perdagangan pekan lalu. Indeks ditutup pada level 6.319,4 pada Jumat (3/5), turun 1,28% sepanjang pekan. Meski begitu, beberapa analis melihat potensi indeks berbalik menguat pada awal pekan ini.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG hari ini bakal bergerak pada level antara 6.260 hingga 6.390 dengan indikasi rebound. Penyokongnya, rilis data ekonomi kuartal I yang diprediksi positif. "Akan rilis laporan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini dan indeks keyakinan konsumen," kata Lanjar dalam riset tertulisnya.
Secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga melihat potensi IHSG hari ini rebound. Level support berada dalam rentang 6.264,5 hingga 6.209,7. Sedangkan level resistance berada pada area 6.370,9 hingga 6.422,4. "Berpeluang menuju ke area resistance," kata dia.
(Baca: Manulife: Dana Asing Bakal Makin Deras Masuk ke Pasar Keuangan )
Prediksi senada juga disampaikan Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya. Ia melihat ada peluang IHSG hari ini rebound, dengan pergerakan di antara level 6.257 hingga 6.488. Ia sependapat, rilis data ekonomi mengenai pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu isu yang memengaruhi sentimen pelaku pasar hari ini, bahkan untuk beberapa waktu mendatang.
Untuk keseluruhan pekan ini, ia memprediksi IHSG masih terkonsolidasi dalam rentang yang wajar. Namun, peluang IHSG untuk kembali mencetak rekor tertingginya masih terbuka lebar. "Hal ini tentunya ditunjang oleh stabilnya kondisi perekonomian dalam negeri," kata William.
Penunjang lainnya, kinerja keuangan yang positif dari beberapa emiten. "Kinerja emiten sepanjang kuartal pertama 2019 menunjukkan hasil yang cukup baik," kata dia.
(Baca: Sri Mulyani Sebut Faktor Wait and See Sudah Hilang Usai Pilpres 2019)
Ia merekomendasikan beberapa saham pada hari ini yaitu H.M. Sampoerna (HMSP), Summarecon Agung (SMRA), Ciputra Development (CTRA), Gudang Garam (GGRM). Sedangkan Nafan merekomendasikan saham Adhi Karya (ADHI), Astra International (ASII), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Delta Dunia Makmur (DOID).
Sepanjang pekan lalu, saham yang menguat paling besar yaitu Soechi Lines (SOCI) sebesar 24,57% ke level Rp 218. Sedangkan saham yang terkoreksi paling besar adalah Bank Danamon Indonesia (BDMN) yaitu 29,82% ke level Rp 6.000.
Koreksi saham Bank Danamon terjadi pada dua hari terakhir perdagangan pekan lalu. Dalam periode tersebut, koreksi mencapai 32,2%. Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, tekoreksinya saham Bank Danamon karena kabar saham ini akan dikeluarkan dari indeks MSCI Asia Pacific.
"Rebalancing saham-saham yang masih masuk di MSCI dan yang dikeluarkan, kebetulan Bank Danamon dikeluarkan makanya turun (harga sahamnya)," kata dia kepada katadata.co.id, Jumat (3/5).
(Baca: Ditendang dari Indeks MSCI, Saham Bank Danamon Anjlok 32,2%)
Rata-rata nilai transaksi harian tercatat Rp 22,79 triliun pada pekan lalu, melonjak 149,89% dibandingkan pekan sebelumnya. Penyebab utamanya, transaksi beli atas saham Bank Danamon senilai Rp 49,62 triliun dalam rangka penggabungan usaha dengan Bank Nusantara Parahyangan pada Senin (29/4).
Seiring kondisi tersebut, rata-rata frekuensi transaksi harian tercatat meningkat 6,35% menjadi 436,89 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Begitu juga dengan rata-rata volume transaksi harian naik 13,30% menjadi 15,84 miliar unit saham.
Meski begitu, seiring dengan IHSG yang anjlok, nilai kapitalisasi pasar turun 1,28% dalam sepekan menjadi Rp 7.188,18 triliun. Namun, investor asing membukukan pembelian bersih dengan nilai yang signifikan yaitu Rp 47,31 triliun dalam sepekan lalu. Alhasil, pembelian bersih mencapai Rp 61,10 triliun sepanjang tahun.