Menhub Persilakan Tiongkok Kembangkan Transportasi di Ibu Kota Baru
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mempersilakan Tiongkok untuk berinvestasi dalam pengembangan transportasi massal di ibu kota baru Indonesia. Menurut Budi, Negeri Panda tersebut nantinya dapat ikut berinvestasi melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Welcome saja kalau mereka ingin ikut dalam proyek KPBU,” kata Budi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Jakarta, Selasa (3/9).
Menurut Budi, pengembangan ibu kota baru memang lebih baik dilakukan melalui kombinasi pembiayaan dari dalam dan luar negeri. Budi mempersilakan Tiongkok, termasuk juga negara-negara lain, berinvestasi lantaran pemerintah ingin meminimalisasi penggunaan APBN dalam pengembangan ibukota baru.
Pasalnya, pengembangan ibu kota baru di Kalimantan Timur tersebut memakan biaya cukup besar. Pemerintah sendiri menganggarkan Rp 466 triliun untuk pengembangan infrastruktur di sana.
(Baca: Dukung Pemindahan Ibu kota, DPR Tunggu Usulan RUU dari Pemerintah)
Anggaran yang berasal dari APBN hanya sebesar Rp 89,472 triliun atau 19,2%. Pihak swasta diberikan porsi sebesar Rp 122,092 triliun atau 26,2%. Sementara, melalui skema KPBU porsinya sebesar Rp 254,436 triliun atau 54,6%.
“Kami upayakan sedapat mungkin APBN-nya sedikit (untuk pengembangan ibu kota baru),” kata Budi.
Jika Tiongkok ingin berinvestasi dalam pengembangan ibu kota baru, Budi menilai mereka haruslah mengikuti konsep yang dibuat pemerintah. Adapun, Budi mengatakan pemerintah masih merancang konsep transportasi massal untuk ibu kota baru.
Salah satu konsep transportasi massal yang sedang dirancang tersebut adalah dengan menggunakan kendaraan bertenaga listrik. Selain itu, pemerintah tengah merancang moda transportasi massal jenis kereta yang akan menghubungkan perkantoran di ibu kota baru.
“Katakanlah satu ide membuat AGT (Automated Guided Train) itu dihubungkan antarkantor ke Istana, sehingga kalau kami rapat macam saya dan Pak Wiranto enggak perlu bawa mobil sendiri, tapi ada kereta yang menerus circle di situ,” kata Budi.
(Baca: Ibu Kota Negara Pindah, Jakarta Tetap Jadi Pusat Ekonomi Indonesia)
Selain itu, Budi menyebut kereta ini akan menghubungkan ibu kota baru dengan kota-kota di sekitarnya, seperti Balikpapan dan Samarinda. Budi mengatakan, konsep transportasi massal di ibu kota baru ini akan difinalisasikan pekan ini.
“Kami akan laporkan kepada Presiden konsep transportasi daripada (ibu) kota baru di Kalimantan Timur,” kata Budi.
Untuk diketahui, Tiongkok tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan transportasi massal di ibu kota baru. Hal ini diketahui dari hasil pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dengan Chairman China Railway Construction Corporation Limited (CRCC), Chen Fenjian pada Senin (2/9).
Hanya saja, belum ada putusan resmi terkait rencana investasi Tiongkok untuk pengembangan transportasi massal di ibu kota baru. Sebab, pihak CRCC belum memberikan data lengkap terkait hal tersebut.
”Saya bilang enggak tahu kalau itu. Saya bilang nanti lah, datanya belum lengkap itu,” kata Luhut.
(Baca: PNS dari 4 Kementerian Prioritas Dipindahkan ke Ibu Kota Baru)