PTPN III Ekspor Perdana Produk Minyak Sawit ke Amerika Serikat
Induk perusahaan perkebunan milik negara PT Perkebunan Nusantara (PTPN III) melalui anak usahanya PT Industri Nabati Lestari (INL) melakukan ekspor perdana produk minyak kelapa sawit (CPO) ke Amerika Serikat (AS). Ekspor tersebut bernilai US$ 2,45 juta atau sekitar Rp 34,2 miliar.
Produk yang diekspor berupa efined, bleached and deodorized palmolein (RBDP) sebanyak 3 ribu ton dan stearin 2 ribu ton. Pengapalan dilakukan menggunakan kapal MT Navig8 Gauntlet dari Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara menuju Savannah, AS.
(Baca: Ekspansi Perkebunan Sawit Berlangsung Masif)
Sekretaris Perusahaan PTPN III Irwan Perangin-Angin melihat ekspor ini sebagai peluang untuk semakin memperluas pasar ekspor. "Ini peluang bagi Perkebunan Nusantara Group untuk menembus pasar Amerika dan Eropa," kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (26/9).
Ia berharap ekspor ini juga bisa membantu pemerintah dalam menghasilkan devisa. Ke depan, daya saing produk CPO grup Perkebunan Nusantara juga diharapkan bisa semakin kuat.
(Baca: Dirut Ditahan KPK, Ini Profil PTPN III Penguasa Sejuta Hektare Lahan)
Adapun sepanjang tahun ini, realisasi ekspor produk kelapa sawit oleh INL telah mencapai US$ 29,4 juta. Direktur INL Danny Surya Dharma menjelaskan, produk yang dihasilkan perusahaan, yaitu olein, RBPO, stearin, dan fatty acid. Mayoritas produk tersebut diekspor ke Pakistan, India, dan Bangladesh.
“Dalam tahun ini, INL juga menargetkan untuk memproduksi minyak kelapa sawit bersertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO),” kata dia. RSPO adalah asosiasi dari berbagai organisasi terkait sawit yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit yang berkelajutan.
(Baca: Danai Modal Kerja dan Ekspansi, PTPN III Dapat Pinjaman Rp 5,4 T)
Sebelumnya, PTPN III telah duluan memperluas ekspor ke Eropa. Kepala Divisi Pemasaran PTPN III Arif Budiman mengatakan, pada 24 September 2019, perusahaan melaksanakan pengapalan produk CPO sebesar 4 ribu ton dengan nilai US$ 1,98 juta. Produk diangkut kapal MT Sea Dolphin dari Pelabuhan Kuala Tanjung menuju pelabuhan Hamburg, Jerman dan Rotterdam, Belanda.