Jokowi Ajak Belanda Investasi di Bidang Maritim dan Pengelolaan Air
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Belanda untuk meningkatkan kerja sama investasi dengan Indonesia. Hal tersebut salah satunya dilakukan di bidang infrastruktur maritim dan pengelolaan air.
Menurut Jokowi, penguatan kerja sama Indonesia-Belanda ini penting, terutama di tengah kondisi perekonomian dunia yang mengalami tren pelemahan saat ini. Jokowi mengatakan, Belanda merupakan salah satu mitra penting Indonesia, baik di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata.
“Kita perlu upaya meningkatkan kerja sama ekonomi dengan banyak mitra, termasuk dengan Belanda,” kata Jokowi saat bertemu dengan Perdana Menteri Belanda Y. M. Mark Rutte di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10).
Jokowi pun mengajak Belanda untuk meningkatkan kerja sama di bidang vokasi, terutama di bidang kemaritiman dan keperawatan. Ini mengingat pemerintah dalam lima tahun ke depan akan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
(Baca: Asosiasi Emiten Sebut Investor Asing Enggan Masuk karena Banyak Aturan)
Selain itu, Jokowi mengatakan Indonesia-Belanda sepakat meningkatkan perdagangan yang terbuka dan adil. Dalam konteks tersebut, Jokowi kembali menyatakan fokus Indonesia terhadap persoalan kebijakan Uni Eropa terhadap kelapa sawit.
Jokowi pun mengapresiasi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) 'Joint Production on Sustainble Palm Oil' di New York, Amerika Serikat pada 26 September 2019. Kerja sama tersebut bertujuan mendukung upaya penguatan kapasitas petani sawit skala kecil Indonesia, khususnya dalam memenuhi sertifikasi ISPO.
Adapun program yang diatur dalam kerja sama ini, antara lain mendorong produktivitas kelapa sawit berkelanjutan, upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta peningkatan kesejahteraan petani sawit skala kecil Indonesia.
“Sebagai penutup saya berikan apresiasi kepada pemerintah Belanda yang secara konsisten tegas menghormati kedaulatan negara Republik Indonesia,” pungkas Jokowi.
(Baca: Investor Asing Jual Saham, Alihkan Investasi ke Surat Berharga Negara)