Ditopang Sektor Konsumer, IHSG Sesi I Ditutup Menguat Tipis 0,02%

Image title
28 Oktober 2019, 12:49
ihsg
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama awal pekan ini, Senin (28/10), ditutup menguat tipis 0,02% ke level 6.253,80.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama awal pekan ini, Senin (28/10), ditutup menguat tipis 0,02% ke  level 6.253,80. Sepanjang perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertingginya di posisi 6.278,16.

Volume perdagangan pada sesi pertama perdagangan hari ini mencapai 10,32 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,79 triliun. Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 254.923 kali. Tercatat pula ada 176 saham yang menguat, 181 saham turun, dan 159 saham stagnan.

Investor asing tercatat melakukan beli bersih pada seluruh pasar pada sesi pertama ini senilai Rp 35,71 miliar. Beli bersih tersebut berasal dari transkasi di pasar negosiasi dan tunai yang senilai Rp 100,13 miliar. Sedangkan di pasar reguler, asing masih mencatatkan jual bersih senilai Rp 64,41 miliar.

Berdasarkan indeks sektoral, sektor konsumer ditutup naik paling tinggi pada sesi pertama perdagangan hari ini yaitu sebesar 0,83%. Saham berkapitalisasi besar yang menopang penguatan sektor ini, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 0,98% menjadi Rp 43.575 per saham. Lalu, saham PT H.M. Sampoerna  Tbk (HMSP) juga bergerak naik 0,46% menjadi Rp 2.180 per saham.

Kemudian, saham PT Indofood CBP Tbk (ICBP) naik 0,88% menjadi Rp 11.525 per saham dan saham PT Gudang Garam (GGRM)  naik 1,6% menjadi Rp 55.525 per saham. Adapun saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga naik 1,91% menjadi Rp 1.600 per saham dan saham PT Sido Muncul Tbk (SIDO) juga naik hingga 2,04% menjadi Rp 1.250 per saham.

(Baca: IHSG Menguat Awal Pekan Ini Setelah Tertekan Aksi Ambil Untung)

Menguatnya IHSG pada sesi pertama ini sejalan dengan laju bursa-bursa di Asia lainnya. Hingga pukul 12.01 WIB, tercatat Nikkei 225 Index menguat 0,34%, Hang Seng Index naik 0,88%, dan Shanghai Composite Index melaju 0,71%.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar saham masih dipengaruhi sentimen dari kesepakatan dagang AS dan Tiongkok.

Pihak Tiongkok menyatakan teks kesepakatan fase pertama sudah selesai. Sedangkan pihak AS menyatakan tanda tangan kesepakatan akan dilakukan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ekonomi Asia Pasifik yang akan dihelat pada 16 - 17 November di Santiago, Chili.

"Namun patut diingat, jangan terlalu banyak berharap karena masih akan terus menghantui sampai kedua belah pihak bersedia untuk menandatangani hitam di atas putih," kata Nico dalam riset tertulisnya.

(Baca: Harga Saham BCA Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa Rp 31.600)

Ke depan, ia berharap, kedua negara dapat menghasilkan lebih banyak kesepakatan. Menurut Nico, bila kedua negara mencapai kesepakatan di bidang pertanian, maka sentimen positif akan semakin besar.

Di sisi lain, Nico mengatakan, memanasnya hubungan AS dan Thailand disebutnya sebagai hal lain yang dicermati pasar. Presiden AS Donald Trump tengah menangguhkan beberapa preferensi impor dari Thailand atas kekhawatiran tentang hak-hak pekerja.

Langkah ini akan mempengaruhi preferensi perdagangan senilai U$1,3 miliar. Hal ini diakibatkan karena Thailand gagal untuk memberikan kebebasan berserikat dan perundingan. "Tentu saja hal ini menambah hambatan terhadap perekonomian suatu negara yang bergantung terhadap ekspor," ujarnya.

Adapun Thailand tidak tinggal diam. Pemerintah Negeri Gajah Putih tersebut pun mengeluarkan larangan atas beberapa bahan kimia pertanian dari AS. "Semoga tensi yang timbul antara Amerika dan Thailand bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga hal ini tidak mempengaruhi sentiment positif lainnya," kata Nico.

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...