Dolar AS Melemah, Harga Emas Dunia dalam Tren Menanjak
Harga emas dunia melesat. Ini terjadi di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS, The Fed, mempertahankan bunga acuannya. Selain itu, ketidakpastian seputar hubungan dagang AS dan Tiongkok. Harga emas Antam ikut bergerak naik.
Mengacu pada data Bloomberg, harga emas dunia bergerak naik sepanjang pekan ini. Saat berita ini ditulis, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.475 per ounce, naik 0,04% dibandingkan perdagangan sebelumnya. Sedangkan harga emas di bursa berjangka Comex tercatat US$ 1.479 per ounce, naik 0,29% dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Pergerakan naik harga emas terjadi di tengah pelemahan dolar AS. Harga emas biasanya memang berbanding terbalik dengan dolar AS. Dalam kondisi dolar melemah, harga emas biasanya naik. Sebab, harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang membeli dengan mata uang lain.
(Baca: Rupiah Menguat Usai Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga)
Adapun indeks DXY tercatat telah berada dalam tren turun sepanjang pekan ini. Indeks DXY menunjukkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang mitra dagang utamanya. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS tercatat 97,03, sedangkan akhir pekan lalu tercatat 97,7.
Potensi penguatan lebih lanjut harga emas disebut-sebut masih terbuka. “Jika kita terus melihat pelemahan dolar AS di sisa tahun ini, kita bisa melihat harga emas kembali mencapai US$ 1.500 per ounce,” kata Analis Senior OANDA Edward Moya seperti dikutip Reuters.
Seiring perkembangan ini, harga emas Antam tercatat menanjak. Harga emas Antam, di Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung Jakarta, tercatat Rp 750 ribu per gram, naik Rp 6.000 per gram. Begitu juga dengan harga emas penjualan kembali tercatat naik dengan besaran yang sama menjadi Rp 664 ribu per gram.
Harga Emas Antam, Kamis, 12 Desember 2019:
Emas batangan 0,5 gr: Rp 399.500
Emas batangan 1 gr: Rp 750.000
