Dua Proyek Terbengkalai Jadi Alasan Erick Thohir Ganti Dirut Antam
Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga membeberkan alasan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Arie Prabowo Ariotedjo. Arie yang baru memimpin Antam selama dua tahun tersebut resmi digantikan oleh Dana Amin yang adalah mantan Direktur Operasional Pelindo II.
Arya mengatakan, terdapat beberapa proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) Antam yang terbengkalai. Misalnya, Smelter Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnance, di Halmahera Timur, Maluku Utara. Menurut dia, smelter tersebut sudah bisa beroperasi, namun sampai saat ini belum ada pasokan listrik ke pabrik itu.
"Proyek terbengkalai di Antam, pabriknya udah selesai tapi listriknya masih nol. Ketika pabrik itu selesai listrik juga harus selesai," kata Arya, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (19/12).
(Baca: Ini Profil Dana Amin yang Ditunjuk Jadi Bos Baru Antam )
Proyek yang menelan biaya sebesar US$ 320 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun tersebut dikerjakan Antam dengan menggandeng Ocean Energy Nickel International Pte. Ltd (ONEI). Rencananya, smelter tersebut bisa menghasilkan 320 ribu ton NPI atau setara 30 ribu ton nikel dalam NPI (TNi).
Proyek lainnya yang terbengkalai yaitu smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kabaputen Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek tersebut dikerjakan melalui perusahaan patungan Antam dan Inalum yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), dengan biaya investasi US$ 450 juta.