Sudah Terlalu Kuat, Rupiah Diprediksi Cenderung Melemah Hari Ini
Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar spot pagi hari ini (27/1) melemah tipis satu poin ke level Rp 13.583 per dolar Amerika Serikat (AS). Ekonom memperkirakan, mata uang Garuda bergerak konsolidasi pada hari ini.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual memprediksi, rupiah minggu ini memasuki fase konsolidasi. "Meski aliran modal masih deras, tetapi secara teknikal rupiah sudah terlalu kuat," kata David kepada Katadata.co.id, Senin (27/1).
Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran modal asing yang masuk sejak awal tahun hingga 23 Januari 2020 mencapai Rp 25,79 triliun. Modal asing yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 26,1 triliun dan saham Rp 2,57 triliun. Di sisi lain, ada pula modal asing yang keluar dari SBI Rp 2,3 triliun.
(Baca: Awal 2020, BI Catat Aliran Modal Asing Masuk Rp 25,8 Triliun)
Meski modal asing masuk masih deras, kata David, pasar khawatir terhadap penyebaran virus corona. “Maka investor akan mereposisi ke aset aman seperti yen, franc Swiss, dolar AS, dan emas," ujar dia.
Kendati demikian, dirinya menjelaskan bahwa rupiah tak akan terlalu melemah. Alasannya, pasar sangat mengapresiasi penahanan suku bunga acuan BI.
Investor menilai, kebijakan moneter yang diambil BI tersebut sangat akomodatif. David pun memperkirakan rupiah bergerak pada rentang Rp 13.550-Rp 13.680 per dolar AS hingga penutupan pasar sore ini.
(Baca: BI Catat Penurunan Bunga Kredit Masih Lambat)
Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia melemah pagi ini. Dikutip dari Bloomberg, dolar Hong Kong turun 0,03%, dolar Singapura 0,24%, dolar Taiwan 0,2%, won Korea Selatan 0,75%, peso Filipina 0,23%, rupee India 0,08%, dan baht Thailand 0,24%.
Sedangkan yen Jepang, yuan Tiongkok, dan ringgit Malaysia menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Rinciannya, yen naik 0,26%, yuan 0,46%, dan ringgit 0,26%.
(Baca: Rupiah Menguat ke 13.582 per Dolar AS Ditopang Aliran Modal Asing