Korban Tewas Virus Corona Bertambah jadi 1.486 Orang
Jumlah korban tewas akibat wabah virus corona (2019-nCoV) di seluruh dunia bertambah menjadi 1.486 orang. Sebanyak 1.483 orang meninggal di daratan Tiongkok, serta masing-masing satu orang di Hong Kong, Jepang, dan Filipina.
Dikutip dari CNN, Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, Tiongkok melaporkan jumlah korban meninggal dunia bertambah 116 orang pada Kamis (14/2). Terdapat 4.823 kasus infeksi baru sehingga total terdapat 51.986 kasus infeksi di pusat endemi tersebut.
Otoritas kesehatan tersebut juga mencatat terdapat 36.719 pasien yang kini dirawat di rumah sakit, termasuk 1.685 orang yang berada dalam kondisi krisis. Adapun 4.131 pasien dinyatakan sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit.
Adapun secara global, terdapat 65.191 kasus infeksi virus mirip flu tersebut dengan mayoritas berada di daratan Tiongkok.
(Baca: Pemerintah Lacak Perjalanan WN Tiongkok Terinfeksi Corona di Bali)
Direktur Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Robert Radfield mengatakan ada kemungkinan transmis asimtonik dari virus corona jenis baru tersebut. Dengan kata lain, orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala dapat menularkan virus kepada orang lain.
"Ada komunikasi yang baik dengan rekan-rekan kami untuk mengkonfirmasi infeksi tanpa gejala, untuk mengkonfirmasi penularan tanpa gejala, untuk bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik pada spektrum klinis penyakit di Tiongkok. Apa yang tidak kita ketahui adalah berapa banyak kasus asimtomatik yang mendorong penularan," ujar dia.
CDC telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Tiongkok terkait penanganan wabah virus corona. Namun bantuan yang ditawarkan sejak 6 minggu lalu hingga kini belum diterima.
“Surat itu belum ditanggapi oleh pemerintah Tiongkok. Kami percaya bahwa kami adalah yang terbaik di dunia terkait ini dan kami siap membantu dan membantu mereka, tetapi mereka adalah negara merdeka yang harus membuat keputusan bahwa mereka akan mengundang kami," terang dia.
Adapun pemerintah Tiongkok belum memberikan konfirmasi kepada CNN.
(Baca: Jadi Masalah Global, BI Hitung Virus Corona Sebagai Risiko Inflasi RI)
Sementara dikutip dari Reuters, Kepala Program Kondisi Darurat Kesehatan WHO Mike Ryan mengatakan terdapat lonjakan kasus setelah dilakukan perubahan pada cara mendeteksi virus yakni dari tes laboratorium menjaid pemindaian paru-paru menggunakan CT.
"Kami telah melihat lonjakan dalam kasus yang dilaporkan di Tiongkok tetapi tidak mewakili perubahan yang signifikan dalam lintasan wabah," kata Ryan.
Kasus infeksi terbesar di luar Tiongkok ada di kapal pesiar yang kini dikarantina di Pelabuhan Jepang. Terdapat 44 kasus tambahan di kapal tersebut pada Kamis sehingga total terdapat 219 kasus infeksi. Namun, pihak berwenang mengatakan beberapa orang tua akhirnya diizinkan turun pada Jumat.
"Di luar kasus kapal pesiar Diamond Princess kami tak melihat ada peningkatan dramatis dalam transmisi di lur Tiongkok," kata Ryan.
Dia menambahkan sisa tim WHO akan tiba di Tiongkok pada akhir pekan ini untuk menyelidiki pusat epidemi.