Kunjungi AS, Mendag Bahas Bea Masuk Produk Hortikultura dan Reasuransi

Rizky Alika
14 Februari 2020, 12:51
Amerika Serikat, Kementerian Perdagangan
ANTARA
Ilustrasi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat bertemu dengan Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (United State Trade Representative/USTR) di Washington pada Kamis (13/2). Pertemuan tersebut membahas mengenai fasilitas keringanan bea masuk atau Generalized System of Preferences (GSP) produk hortikultura.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto akan berkunjung ke Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan negosiasi fasilitas keringanan bea masuk impor atau Generalized System of Preferences (GSP) produk hortikultura Indonesia dan reasuransi.  Agus pun optimistis perundingan GSP akan segera selesai.

Optimisme tersebut terlihat dalam kunjungan kerjanya ke AS pada 13-15 Februari 2020. Agus mengatakan pemerintah dan pelaku bisnis AS menunjukkan respons positif terhadap penyelesaian negosiasi GSP.  

"Dalam kunjungan itu, sisa isu yang belum rampung terkait reasuransi dan impor produk hortikultura diharapkan dapat segera diselaraskan," kata Agus seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (14/2).

Selanjutnya Mendag dijadwalkan membahas GSP dengan perwakilan United States Trade Representative (USTR) Robert Lighthizer pada 13 Maret 2020. Ia berharap Indonesia bisa kembali mendapatkan fasilitas tarif preferensial guna mendorong ekspor. Di sisi lain, industri AS juga akan mendapatkan manfaat GSP karena dapat memperoleh produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Adapun, Indonesia dan AS menargetkan peningkatan perdagangan sebesar US$ 60 miliar pada lima tahun ke depan. Untuk mendukung hal tersebut, Agus berencana menggelar sejumlah pertemuan dengan pelaku bisnis AS.

Agus dijadwalkan bertemu dengan United States-Indonesia Society (USINDO) serta beberapa importir AS dalam rangka perayaan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-AS. Dalam pertemuan itu, dia akan mengusulkan pembuatan peta jalan arus perdagangan, baik barang maupun jasa, dan investasi.

Dia juga berencana membuka peluang kolaborasi lebih besar dalam rangka mengakomodasi keinginan AS untuk menekan defisit perdagangan dengan Indonesia. Caranya dengan menawarkan berbagai macam produk barang dan jasa dengan harga yang kompetitif.

“Indonesia memandang perdagangan harus adil dan seimbang," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...