Dampak Virus Corona, Korea Selatan Umumkan Darurat Ekonomi
Pemerintah Korea Selatan mengumumkan darurat kondisi ekonomi atas perkembangan wabah virus corona. Presiden Moon Jae-in memerintahkan kabinetnya agar menyiapkan kebijakan khusus untuk meminimalisasi dampak virus corona yang mengancam pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
"Situasi darurat membutuhkan resep darurat pula. Kondisi saat ini lebih serius dibandingkan dengan yang diperkirakan," ujar Moon saat membuka rapat kabinet di Istana Kepresidenan, seperti dilansir Kantor Berita Yonhap, Selasa (18/2). Anggota kabinet diminta menggunakan segala cara yang dibutuhkan untuk menyelamatkan perekonomian Korsel.
Wabah virus corona yang telah menyebar ke 28 negara di dunia mengancam perekonomian global. Ekspor produk-produk Korsel ke sejumlah negara menurun sejak virus corona merebak, sehingga dibutuhkan stimulus untuk mendorong perekonomian.
Sejumlah lembaga internasional merevisi prospek pertumbuhan ekonomi Korsel. Moody's Investor Service memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negeri ginseng itu dari 2,1% menjadi 1,9% pada 2020. JP Morgan juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Korsel sebesar 0,1% menjadi 2,2%.
Moon menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan dan bertahap agar negaranya kembali meraih momentum pertumbuhan ekonomi. Penggunaan dana darurat untuk merespons pandemi virus corona (Covid-19) merupakan langkah awal dari penggunaan anggaran pemerintah untuk mengatasi masalah ini. "Untuk merespons kondisi darurat ekonomi, saya ingin Anda mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang melampaui ekspektasi dan tidak ada batasan untuk kebijakan tersebut," kata Moon.
(Baca: 5 Cara Alibaba Antisipasi Dampak Virus Corona ke Transaksi E-Commerce)
Insentif Pajak hingga Dukungan untuk UKM
Beberapa kebijakan yang disiapkan, antara lain ekspansi insentif pajak, reformasi kebijakan yang mempromosikan investasi korporasi, serta dukungan finansial untuk perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah. Pemerintah juga akan mengambil langkah-langkah untuk meringankan biaya sewa kios untuk pengusaha kecil.
Moon meminta Badan Nasional bekerja sama dengan pemerintah untuk mengkampanyekan kebijakan-kebijakan baru yang disiapkan demi mengatasi dampak ekonomi virus corona.
Sebelumnya, otoritas setempat melaporkan jumlah kasus infeksi virus corona mencapai 31 orang meskipun penyebarannya menunjukkan perlambatan. Moon mengatakan, upaya untuk memerangi virus corona membutuhkan kerja sama internasional.
(Baca: Pasar Waswas Dampak Ekonomi Wabah Corona, Harga Minyak Tergelincir)
Pemerintah mewaspadai perkembangan virus corona di Tiongkok dan Jepang sebagai variabel-variabel yang akan memengaruhi perekonomian Korsel. Oleh karena itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan negara-negara tetangganya untuk menangani bencana kesehatan yang terjadi lintas negara tersebut.
Juru Bicara Istana Kepresidenan, Kang Min-seok, mengatakan pemerintah segera memetakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kehidupan masyarakat. "Kebijakan pertama akan diluncurkan pada akhir Februari 2020, pemerintah juga mempertimbangkan kebijakan-kebijakan tambahan," katanya dalam konferensi pers. Namun, ia belum dapat memastikan apakah Kantor Kepresidenan akan mendorong belanja tambahan pada awal tahun.
Kang mengatakan, partai pemerintah dan oposisi telah sepakat untuk mewujudkan komisi khusus untuk menangani virus korona. Sebelumnya, beberapa revisi undang-undang mengenai pencegahan dan penanganan penyakit menular, serta revisi UU Layanan Kesehatan masih tertunda pembahasannya di Parlemen Korsel.
(Baca: Korban Tewas Corona 1.868 Orang, Tiongkok Tunda Pertemuan Parlemen )